Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Simpang Siur Jadwal Muktamar, Syuriah PWNU DKI Nilai Rais Aam PBNU Tak Bisa Ambil Kebijakan Sepihak

Muzakki Cholis, menilai Pj Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar tidak bisa mengambil kebijakan sendiri dengan memajukan waktu pelaksanaan Muktamar NU.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Simpang Siur Jadwal Muktamar, Syuriah PWNU DKI Nilai Rais Aam PBNU Tak Bisa Ambil Kebijakan Sepihak
Kompas.com
Logo Nahdlatul Ulama (NU) 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Muzakki Cholis, menilai Pj Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar tidak bisa mengambil kebijakan sendiri dengan memajukan waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Menurut Cholis, PBNU secara kelembagaan dan panitia muktamar baik Steering Comite (SC) maupun Organizing Comite (OC) hingga saat ini belum membuat keputusan apapun terkait muktamar.

"Saya meyayangkan sekali hadirnya beberapa orang yang mengatasnamakan PWNU sowan ke Pj Rais Aam dan memberikan dukungan muktamar dimajukan padahal belum ada perubahan resmi dari PBNU dan panitia," kata Cholis kepada wartawan, Selasa (30/11/2021).

Kebijakan Pj Rais Aam yang memajukan waktu muktamar tersebut, menurut Cholis, adalah sebuah tindakan yang tidak ada pijakan hukumnya dalam AD/ART PBNU, bahkan melanggar Keputusan Konbes-Munas dan masuk kategori pelanggaran berat.

"Syuriah itu lembaga kolektif kolegial, Pj Rais Aam tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Semua keputusan penting PBNU apalagi muktamar (AD/ART NU Pasal 58 ayat (1) point c harus dilakukan bersama dengan Ketua Umum PBNU selaku mandataris muktamar, apalagi menyangkut hajat besar seperti muktamar," ujar Cholis.

Secara organisasi, lanjut Cholis, dirinya tetap memberikan hormat dan rasa ta'dhim kepada Pj. Rais Aam sebagai struktur tetinggi organisasi PBNU.

Baca juga: Solusi Jadwal Muktamar NU Harus Diserahkan ke Majelis Tahkim Kiai Sepuh, Semua Wajib Manut Kiai

BERITA REKOMENDASI

Namun, jika terkait dengan aturan organisasi, siapapun yang salah harus diluruskan, termasuk Pj Rais Aam.

"Dalam ajaran NU hormat pada kiai adalah wajib, tapi jika melanggar AD/ART organisasi, siapa pun itu termasuk Pj Rais Aam, wajib pula kita untuk mengingatkan," imbuh Cholis.

Lebih jauh Cholis berharap semua beristikharah dan bermunajat kepada Allah agar dapat bimbingan terbaik dalam mencari solusi muktamar NU.

"Syaikhoa Cholil dan KH Hasyim Asy'ari istikharah bertahun-tahun untuk memantapkan niat hatinya mendirikan NU, mari ikuti beliau-beliau ini agar mendapat solusi terbaik buat NU," ujarnya

"Mari kita awasi bersama proses menuju pelaksanaan muktamar ini biar sukses dan menghasilkan keputusan yang membawa kemaslahatan umat. Jangan sampai kita sibuk memperjuangkan waktu pelaksanaan muktamar tapi justru melupakan apa tujuan muktamar itu sendiri," kata Cholis.

Baca juga: Tarik Ulur Jadwal Muktamar NU Jangan Jadi Pemicu Perpecahan, Ingat Selalu Ada Kejutan di Muktamar NU


Puluhan pimpinan Syuriyah dan Tanfidziyah dari 27 Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) seluruh Indonesia, mendatangi Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Selain menyatakan mendukung Rais Aam, mereka juga menegaskan siap menjadi peserta dalam Muktamar ke-34 NU pada tanggal 17 Desember 2021 di Lampung mendatang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas