Kisah Pendiri Repdem, Suka Duka Organisasi Sayap PDIP yang Diisi Para Aktivis Pro Demokrasi
Setelah dicetuskan oleh mereka para aktivis yang kerap berhadapan dengan penguasa masa itu yakni Beathor Suryadi, Budiman Sudjatmiko dan Adian Napitup
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), di hari ulang tahunnya ke-17 sedikit mengulas memori sejarah pembentukan mereka di masa lalu.
Repdem yang merupakan kepanjangan nama dari Relawan Perjuangan Demokrasi, menyebut nama Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri.
Kedua tokoh itu disebut berperan penting terhadap pengembangan organisasi yang banyak diisi para aktivis 98 itu.
“Hadir di sini Bung Beathor Suryadi, sebagai pelaku sejarah tepatnya 17 tahun yang lalu, ada Budiman Sudjatmiko dan rekan-rekan lain menyatakan diri bergabung ke dalam PDIP dan membangun Relawan Perjuangan Demokrasi tentu tetap dibutuhkan kesabaran revolusioner. Tidak ada yang langsung instan,” kata Ketua Umum Repdem Wanto Sugito, Jumat (3/12/2021).
Pernyataan Wanto itu disampaikan saat memperingati hari jadi Repdem ke-17 yang dihelat di Gedung Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Hadir sebagai pembicara utama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan didampingi sejumlah Ketua DPP seperti Eriko Sotarduga, Hamka Haq. Hadir juga Ketua Umum Banteng Muda Indonesia (BMI) Mochamad Herviano Widyatama dan Sekjen Taruna Merah Putih Restu Hapsari.
Wanto pun kembali mengulas atau sedikit napak tilas Repdem lahir yang tak serta-merta langsung ‘diakui’. Setelah dicetuskan oleh mereka para aktivis yang kerap berhadapan dengan penguasa masa itu yakni Beathor Suryadi, Budiman Sudjatmiko dan Adian Napitupulu, Repdem ternyata baru dikukuhkan sebagai organisasi underbow partai beberapa tahun kemudian.
Baca juga: Siapa Wanto Sugito? Ditetapkan Megawati jadi Ketum Repdem, Pernah Kritik Gatot Nurmantyo
“Baru 4 tahun kemudian lah, baru Ibu Megawati mengukuhkan Repdem sebagai sayap partai,” ujar pria yang akrab disapa Klutuk itu.
“Pesan Ibu Megawati jelas agar Repdem fokus membahas basis-basis sektoral, kader pekerja, baik buruh, petani, nelayan, kaum miskin kota, mahasiswa, UMKM yang disebut Bung Karno sebagai kaum marhaen,” sambung Wanto yang juga dikenal aktivis gerakan pro demokrasi di tahun 1998.
Cerita sama kurang lebih sama disampaikan juga Beathor Suryadi, Ketua Umum Repdem pertama.
Beathor mengingat, awal perjuangan di masa sulit Repdem berdiri. Saat itu Budiman mendatanginya ke rumah kontrakan kecil di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur.
Saat Budiman setuju dengan konsep Repdem ke depan, baru lah keduanya melapor ke Taufiq Kiemas, senior partai yang juga suami dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Pak Taufiq kami kabarin. 'Pak Taufiq Kiemas bilang begini-begini. Wah mantap dia bilang begitu. Anak muda semua ya.' Pak Taufiq langsung back-up kita,” ujarnya mengenang sambutan Taufiq atas pendirian Repdem.
Awal pembentukan Repdem, kegiatan memang banyak melakukan aksi - aksi berupa kritik dengan turun ke jalan dan mengadvokasi ‘wong cilik.’ Namun sering juga, saat itu, di masa pemerintahan SBY, mereka dengan membawa identitas kelompok ‘Bendera’ keras menentang kebijakan yang melenceng. Bahkan suatu waktu dilaporkan ke polisi atau beberapa orang ditangkap.
Kini, Repdem sudah matang di usia bagi banyak orang dianggap dari remaja menuju dewasa. Maka mereka para pendiri pun bertekad tetap bersama buruh, petani, nelayan, mahasiwa dan orang - orang terpinggirkan.
“Proses perjalanan panjang itu yang saya lalui. Di eranya Budiman lebih banyak aktivitas intelektual, di eranya Masinton dan sekarang mas Wanto. Sekarang kita dengar lagu mars hymne semuanya selalu ada kemisikinan. Sekarang kita berkuasa. Partai kita berkuasa di parlemen kita paling banyak, di pemerintahan, tapi urusan perjuangan lagu- lagu tadi lah harus kita wujudkan,” kata Beathor.