Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miris, Mayoritas Korban Pelecehan Seksual Takut Lapor Gara-gara Victim Blaming

Pelecehan seksual merupakan tindakan fisik maupun verbal yang menyinggung isu seksual sehingga membuat korbannya merasa tidak nyaman, terintimidasi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Miris, Mayoritas Korban Pelecehan Seksual Takut Lapor Gara-gara Victim Blaming
Fitri Wulandari
Konferensi pers bertajuk 'Lets Talk About Sexual Harassment' di PIK Avenue Mall, Kamis (2/12/2021) malam. 

Ini yang biasanya menambah beban mental para korban dan membuat mereka merasa terintimidasi.

Terlebih di Indonesia, istilah menyalahkan korban (victim blaming) lebih mendominasi dibandingkan menyoroti kesalahan yang dilakukan pelaku.

Hal inilah yang membuat mayoritas korban lebih memilih untuk diam dan memendam beban tersebut sendirian.

Baca juga: KPI Pusat Belum Pecat Terduga Pelaku Perundungan dan Pelecehan Seksual MS

"90 persen korban kekerasan seksual tidak lapor. Ada stigma sebagian orang fokusnya bukan ke pelaku tapi pada korban, sehingga tersudut dan tambah parah," kata Hamdi, dalam konferensi pers bertajuk 'Lets Talk About Sexual Harassment' di PIK Avenue Mall, Kamis (2/12/2021) malam.

Mengacu pada pentingnya peran masyarakat dalam memberikan dukungan bagi para korban agar berani berbicara (speak up) melaporkan sexual harassment yang selama ini mereka alami, brand skincare lokal Jiera pun menggandeng lembaga kemanusiaan Human Initiative untuk menghadirkan kampanye "It's Okay" dengan tagline 'Simplicity of Beauty'.

Kampanye yang dilakukan di The Market, PIK Avenue Mall, pada 29 November hingga 5 Desember 2021 ini merupakan wadah sharing yang membahas mengenai pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia.

Chief Product Officer Jiera, Enggar mengatakan pihaknya sengaja menggandeng Human Initiative karena lembaga tersebut memang memiliki pengalaman dalam menangani isu ini.

Berita Rekomendasi

"Kami memilih Human Initiative, karena kami melihat bahwa Human Initiative sudah terpercaya dan berpengalaman dengan kasus-kasus pelecehan seksual," kata Enggar.

Melalu sesi sharing ini, pihaknya berupaya memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait penyebab dan dampak yang akan terjadi saat seseorang mengalami kasus pelecehan seksual.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga berkomitmen untuk merangkul dan memberikan dukungan kepada para korban agar berani untuk berbicara dan mengambil pilihan yang dapat membuat mereka bertahan.

Enggar menjelaskan, langkah untuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya pelecehan seksual terhadap psikologis seseorang yang menjadi korban, sebenarnya berawal dari apa yang dialami oleh tim kreatif brandnya.

Tim kreatifnya ini, kata dia, awalnya hanya membuat konten untuk memberikan pemahaman terkait produknya, namun pada akhirnya justru memperoleh tindakan negatif berupa pelecehan seksual secara verbal.

"Motivasi kami melakukan kampanye ini bermula ketika influencer atau dari tim kami membuat sebuah video endorsement, di mana video tersebut hanya ingin menjelaskan cara tutorial dan efek penggunaan produk Jiera. Pada kenyataannya, video tersebut mendapatkan komentar-komentar negatif berupa pelecehan seksual secara verbal terhadap fisik. Maka dari itu kami berupaya mengangkat kasus ini agar lebih dapat dimengerti lebih luas," jelas Enggar.

Sementara itu, Digital Partnership Human Intiative, Egi Gustiana Putra mengatakan bahwa kampanye ini memiliki cakupan tujuan yang sangat luas.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas