Orangtua Khawatir Jika Anak Terima Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Satgas IDAI
Menjawab kekhawatiran para orang tua mengenai KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada anak, Satgas IDAI beri penjelsan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
“Vaksin aman karena telah mendapat EUA, izin emergensi BPOM dan dapat rekomendasi ITAGI,” tegasnya
Sebelum diberikan EUA (Emergency Use Authorization), Cissy menjelaskan, vaksin telah melewati proses pengkajian ulang mengenai imunogenisitas dan keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
“Vaksin untuk anak sudah diuji melalui uji klinik pada tiap kelompok usia, baik 18-60 tahun, di atas 60 tahun dan juga kelompok 12-17 tahun. Setelah itu, juga telah lolos uji coba pada anak usia 3-17 tahun di China dan negara lain. Hasilnya aman dan efektif,” papar Cissy
Saat ini, baru Sinovac yang mendapatkan EUA dari BPOM.
Tidak tertutup kemungkinan vaksin merek lain, seperti Pfizer yang sudah diberikan pada anak 5-11 tahun di Amerika atau Sinopharm untuk anak di Uni Emirat Arab, juga akan mendapatkan izin yang sama.
Sebelumnya, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) juga telah mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun.
Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 sampai 11 tahun dimulai Selasa 14 Desember 2021, dengan dilakukan kick off di beberapa tempat yang ditentukan.
Baca juga: Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun, Murid SD di Jakarta Utara Menangis Lihat Jarum Suntik
Selanjutnya, pelaksanaan vaksinasi ini akan berlangsung secara bertahap.
Tahap pertama vaksinasi akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia di atas 60 persen.
IDAI sangat mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak 6-11 tahun, mengingat vaksin ini juga sangat ditunggu banyak orang tua.
“Vaksinasi untuk anak 6-11 tahun akan segera dimulai. Kami sangat menghargai upaya pemerintah. Sudah banyak orang tua yang menunggu nunggu, menanyakan ke dokternya, ke puskesmas dan
sekolah-sekolah juga, bertanya kapan akan dilaksanakan. Apresiasi yang tinggi dari dokter anak juga,” tutur Cissy.