Mengenal Beasiswa Yayasan Supersemar Soeharto yang Bantu Warga Kurang Mampu Akses Pendidikan Tinggi
Orang-orang cerdas penerima beasiswa Supersemar banyak yang akhirnya melanjutkan karier di kursi pemerintahan hingga institusi pendidikan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden kedua Indonesia Soeharto telah terbukti meninggalkan banyak legasi yang manfaatnya dapat dirasakan hinggi kini, melalui Yayasan Supersemar yang didirikan sejak 16 Mei 1974 Presiden Soeharto telah memberikan beasiswa kepada putra-putri terbaik bangsa.
Lewat pemberian beasiswa ini tentu telah membantu dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Orang-orang cerdas penerima beasiswa Supersemar banyak yang akhirnya melanjutkan karier di kursi pemerintahan hingga institusi pendidikan.
Yang paling mentereng tentu bisa dilihat sosok Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD sebagai penerima Beasiswa Supersemar.
Bahkan, Mahfud mengakui apa yang diceritakan Cicit Presiden Soeharto, Haryo Putra Wibowo.
"Cerita cucu Pak Harto ini benar. Saya adalah penerima beasiswa Supersemar saat kuliah. Kepada Mas Haryo saya bilang, Yayasan Supersemar yang didirikan Pak Harto telah banyak membantu orang tak mampu agar bisa menempuh pendidikan yang baik. Pejabat sekarang banyak yang alumni Supersemar," tulis Mahfud MD di akun Twitter miliknya beberapa hari lalu.
Baca juga: Apa Itu Supersemar? Peristiwa Sejarah 11 Maret Alihnya Kekuasaan Soekarno ke Soeharto
Selain Mahfud, ada juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sejumlah tokoh nasional lainnya yakni mantan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh, pakar fisika/matematika Yohanes Surya, mantan Menristek Muhammad AS Hikam, pendiri Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia - LP3I HM Syahrial Yusuf, dan masih banyak lagi.
Sedikitnya, beasiswa Yayasan Supersemar sudah diberikan kepada 2,75 juta siswa dan mahasiswa pilihan.
Begitupun dengan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu yang mengaku menjadi salah satu orang yang beruntung karena pernah mendapatkan beasiswa dari Yayasan Supersemar.
Apa yang disampaikan Haryo juga mendapat respons dari berbagai kalangan.
Salah satunya, pengamat politik kondang dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin
Ujang juga mengaku sebagai penerima beasiswa Yayasan Supersemar.
Meskipun dirinya berkuliah di masa-masa akhir kepemimpinan Soeharto, namun dirinya tetap bisa merasakan bantuan dari beasiswa tersebut.
Ujang tidak heran apabila banyak pejabat yang ternyata juga sebagai penerima beasiswa Yayasan Supersemar, pasalnya mereka justru akan lebih mudah mendapatkan karena hidup pada saat kepemimpinan masih di tangan Presiden Soeharto.
"Apalagi mereka orang-orang Orde Baru, saya kan diujung akhir Orde Baru kuliahnya, setelah Reformasi ya tahun 1999 sampai 2003 saya masih merasakan," kata Ujang, Selasa (14/12/2021).
Keberadaan Yayasan Supersemar yang terus berdiri telah membuat Ujang Komarudin merasa terbantu untuk menjalankan program strata satunya, terlebih ketika dirinya mengaku sebagai anak petani yang kurang mampu.
"Sebagai mahasiswa saya anak petani yang berangkat dari orang miskin saya merasa terbantu, pokoknya prinsipnya setiap beasiswa apapun pasti akan membantu," ujarnya.
Keberadaan Yayasan Supersemar yang didirikan oleh Soeharto telah berperan dalam melahirkan pendidikan yang berkualitas di masa kini.
Pemberian beasiswa terhadap putra-putri bangsa adalah investasi dalam melahirkan insan-insan yang terdidik yang membawa kemajuan bangsa.