Ketua GP Ansor Harap Muktamar ke-34 NU Jadi Momentum untuk Berbenah Diri
Momentum Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dilakukan muhasabah.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Kualitas pendidikan, kesehatan dan SDM yang kurang, kata dia, berdampak pada kesejahteraan warga nahdliyin.
Dia menyebutkan, mayoritas orang muslim Indonesia yang miskin adalah warga NU. Sementara di sisi lain sebanyak 59,7 persen orang muslim kelas menengah dekat dengan NU.
"Karena itu, tranformasi organisasi itu penting untuk mengubah warga NU agar lebih baik dalam segala bidang. NU perlu berbenah total," tandas kader muda NU ini.
Menyinggung soal Muktamar NU, Rahmat bicara soal orang-orang yang bernafsu ingin menjadi pengurus, tetapi setelah menjadi pengurus, mereka malah tidak mau mengurusinya.
"Ini kalau muktamar atau konferwil, konfercab semuanya nafsu jadi pengurus, setelah jadi, boro-boro mau mengurus organisasi, yang ada malah minta diurus," katanya.
Baca juga: Katib Syuriah PWNU Jateng KH Ahmad Syaroni Meninggal Dunia Saat Perjalanan Menuju Muktamar NU
Menurutnya, semua yang memiliki perhatian kepada NU harus memiliki fokus dan prioritas, jangan semua diurus.
"Mandat kita itu pendidikan dan dakwah. Kita harus fokus di masalah utama, bukan masalah turunannya," katanya.
"Kita harus buat semacam Rencana Induk Jangka Panjang Organisasi (RIJPO) untuk 5-10 tahun ke depan. Blueprint ini akan jadi pedoman untuk semua yang terlibat dalam organisasi dari atas sampai bawah," lanjut Rahmat.
Dia juga menyinggung soal kesiapan NU dalam menghadapi masyarakat baru.
Pasalnya, NU butuh pemimpin visioner di dalam masyarakat baru ini.
Dia menjelaskan, saat ini masyarakat Indonesia sudah memasuki era virtual ketika sebagian besar orang beraktivitas di ruang-ruang digital, termasuk aktivitas belajar.
"Masyarakat, mulai dari kalangan balita, anak muda sampai orang tua, sebagian besar lebih memilih belajar apapun melalui media sosial seperti YouTube. Terjadi pergeseran medium belajar dari konvensional seperti tatap muka menuju ruang digital," katanya.
Ruang-ruang digital tersebut menurutnya seharusnya menjadi ranah strategis bagi NU untuk berdakwah menebarkan Islam Rahmatan Lilalamin (Rahmat untuk semesta alam).
Namun sayangnya, kata Rahmat, ruang-ruang itu belum dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para tokoh dan pengurus NU.