Jokowi-Ma'ruf Buka Muktamar NU Ke-34, Gus Yahya dan Said Aqil Sudah Saling Klaim
Said Aqil dalam konferensi persnya mengatakan, tidak terlalu memikirkan siapa yang akan menjadi pemimpin baru NU ke depan.
Editor: Hendra Gunawan
Said Aqil dalam konferensi persnya mengatakan, tidak terlalu memikirkan siapa yang akan menjadi pemimpin baru NU ke depan.
Ia mengaku hanya mengharapkan Muktamar ke-34 NU berjalan khidmat dan fokus.
"Saya tidak begitu memperdulikan siapa yang akan menjadi pemimpin baru untuk NU kedepan, yang saya harapkan pada muktamar ini agar kita sama-sama bisa saling bahu membahu dalam kemaslahatan umat, tetap fokus pada cita-cita kita bersama dan jangan ada perpecahan antar umat," ujarnya.
Baca juga: Gus Yahya Klaim Kantongi 469 Suara Dukungan Jelang Muktamar ke-34 NU di Lampung
Dalam kesempatan itu, ia kembali menegaskan bahwa pencalonan sebagai ketua umum PBNU karena dukungan dari ulama-ulama senior.
"Saya masih diberikan kepercayaan oleh kiai-kiai besar lainnya untuk kembali memimpin organisasi umat ini. Yah intinya masih ada yang mempercayai saya," kata dia.
469 Suara
Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya dalam konferensi pers menyatakan sudah mendapat dukungan dari 469 suara.
“Dukungan itu solid dan bisa dicek langsung dari mana saja dukungan itu. Semua real, bukan sekedar klaim angka-angka,” kata Gus Yahya.
Dalam acara ngopi bareng tersebut, Gus Yahya didampingi Saifullah Yusuf atau biasa disapa Gus Ipul dan beberapa ulama pengasuh pondok pesantren dan pengurus NU daerah.
Baca juga: PPP Siap Dukung Suksesnya Muktamar Ke-34 NU
Gus Yahya mengaku informasi soal 469 suara dukungan itu berasal dari Gus Ipul.
“Beliau yang mengawal suara dukungan itu, dan saya menerima laporannya,” ujar dia.
Jika Gus Yahya mengklaim mendapat 469 suara, maka sejatinya pemilihan ketua umum sudah selesai sebelum muktamar dibuka.
Namun, masalahnya, calon lain yakni Kiai Said Aqil juga mengklaim mendapat dukungan suara mayoritas.
Dalam beberapa kesempatan, kubu Kiai Said Aqil menyebut angka 389 suara dukungan untuk menjabat periode ketiga memimpin PBNU.