Pemerintah Jajaki Kemungkinan Buka Wisma Karantina Tambahan di Surabaya
Pemerintah tengah menjajaki kemungkinan kembali membuka wisma karantina untuk pelaku perjalanan luar negeri di Surabaya.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah tengah menjajaki kemungkinan kembali membuka wisma karantina untuk pelaku perjalanan luar negeri di Surabaya.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Lilik Kurniawan saat ditemui di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (24/12/2021).
"Ada kemungkinan kita akan membuka satu lagi di Surabaya tetapi ini masih dalam proses diperhitungkan atau dipertimbangan," kata Lilik kepada media.
Lilik Kurniawan belum bisa menyebutkan lokasi tepatnya dan juga jumlah dan kapasitas yang akan disediakan pemerintah, karena itu masih dalam pembahasan.
Baca juga: Hal-hal yang Harus Ditaati Selama Menjalani Karantina di Hotel
Sestama BNPB itu mengatakan omicron ini beberapa sudah terdeteksi masuk di Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah telah membuat kebijakan, yakni WNA maupun WNI yang baru datang dari luar negeri wajib melakukan karantina secara mandiri di hotel-hotel yang telah bekerja sama dengan pemerintah.
Sementara itu bagi pekerja migran Indonesia (PMI) maupun pelajar dari luar negeri disediakan wisma karantina gratis.
"Membayar sendiri di hotel, maupun karantina yang dibayari pemerintah di wisma pademangan, Wisma Atlet, Nagrak dan Pasar Rumput," katanya.
Namun menurutnya pemerintah menyadari terbatasnya jumlah tempat karantina gratis tersebut.
Sehingga pemerintah kembali menggodok kemungkinan menambah wisma karantina itu.
"Akan tetapi kondisi-kondisi dari tempat tempat karantina ini kan masih belum mencukupi, belum siap. Nah inilah yang sedang disiapkan," ungkapnya.
Pihaknya sekarang tengah mencoba bagaimana alur pelaku perjalanan luar negeri yang datang tidak lagi terjadi penumpukan seperti Sabtu pekan lalu.
Oleh karena itu, Kepala BNPB melakukan sidak ke bandara untuk menengok sistem kedatangan yang sudah dibangun pemerintah bisa berjalan dengan rapi, sehingga tidak ada lagi penumpukan penumpang
"Yang di Surabaya masih kita jajaki kemungkinannya," kata Lilik.