Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Besok Ibadah Umrah Dibuka Lagi, 400 Jemaah akan Diterbangkan ke Arab Saudi

Keberangkatan diprioritaskan bagi PPIU yang menggunakan penerbangan langsung (direct flight) melalui Bandara Soekarno Hatta.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Besok Ibadah Umrah Dibuka Lagi, 400 Jemaah akan Diterbangkan ke Arab Saudi
SPA Via Arab News
Jamaah mengunjungi Masjidil Haram di Makkah. Selama 10 hari pertama Ramadan tak kurang 1,5 juta orang berkunjung 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah sempat ditutup selama setahun karena merebaknya kasus positif Covid-19, penyelenggaraan ibadah umrah bagi jemaah asal Indonesia akhirnya dibuka kembali.

Kementerian Agama (Kemenag) menyebut jemaah umrah asal Indonesia akan kembali diberangkatkan ke Arab Saudi mulai Sabtu (8/1/2022) besok.

"Pemberangkatan jemaah umrah rencananya kembali dibuka pada 8 Januari 2022," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief dalam keterangannya, Kamis (6/1/2022).

Hilman mengatakan, persiapan penyelenggaraan ibadah umrah di tengah pandemi Covid-19 saat ini terus dilakukan.
Sejumlah hal terus dibahas, terutama bagaimana supaya penyelenggaraan umrah di masa pandemi ini mematuhi protokol kesehatan demi memberikan perlindungan kepada jamaah.

"Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, penyelenggaraan umrah dilaksanakan dengan pengendalian dan pengawasan terhadap kepatuhan protokol kesehatan secara ketat, baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi dengan mengedepankan perlindungan dan keselamatan jamaah," kata Hilman.

Hilman mengaku pihaknya telah menggelar hasil rapat lintas kementerian/lembaga berkaitan dengan Penyelenggaraan Ibadah Umrah 1443 H pada 3 Januari 2021.

Baca juga: Jemaah Umrah Pengguna Vaksin Sinovac dan Sinopharm Tidak Wajib Booster

Hilman juga sudah mendapat arahan dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait keharusan penerapan protokol kesehatan.

BERITA REKOMENDASI

"PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) yang akan memberangkatkan jamaah umrah juga wajib melaporkan keberangkatan melalui Siskopatuh," tegasnya.

Ketentuan lainnya, kata Hilman, keberangkatan diprioritaskan bagi PPIU yang menggunakan penerbangan langsung (direct flight) melalui Bandara Soekarno Hatta.

Sementara kepulangan jamaah umrah juga harus mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Nasional.

"Keberangkatan empat penerbangan awal mengacu Kebijakan Umrah Satu Pintu (one gate policy) dengan menggunakan asrama haji Jakarta sebagai lokasi screening kesehatan dan titik awal keberangkatan yang dikoordinasikan oleh asosiasi PPIU," ucapnya.

Hilman menambahkan, pihaknya juga telah bersurat kepada PPIU dan Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia terkait dengan ketentuan penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi ini.

"Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag Kabupaten/Kota wajib melakukan pengawasan keberangkatan jamaah umrah di wilayah kerjanya," katanya.

Terpisah, Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen) RI di Jeddah, Eko Hartono menyebut jumlah jemaah umrah yang akan diterbangkan pada keberangkatan perdana besok sekitar 400-an jemaah.

"Iya rencana memang akan ada jemaah umrah tanggal 8 Januari nanti, sekitar 400-an orang dengan Lion Air," kata dia.

Eko mengatakan durasi pelaksanaan umrah dilakukan 11 hari seperti yang telah disampaikan sebelumnya.

Secara umum, persiapan menyambut jamaah di Saudi sudah siap. Termasuk persiapan karantina lima hari, gelang khusus, serta pengecekan sertifikat vaksin.

Meski menurut informasi, perihal karantina kedatangan jemaah umrah ini sedang dibahas lebih lanjut antara otoritas bandara Saudi atau GACA dan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

"Infonya terkait karantina sedang dibahas lagi, karena ada yang belum klop tentang masa karantina," ujarnya.

Baca juga: Terkait Penyelenggaraan Umrah, Ace Hasan Minta Kesehatan Jemaah Diutamakan

Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menyebut pihak otoritas Arab Saudi sampai saat tetap membuka Kedatangan jamaah dari seluruh dunia.

Meski ada inkonsistensi antara GACA dan Kementerian Haji dan Umrah dalam hal karantina, ia menyebut secara pelaksanaan masih dapat terkendali dan sesuai prosedural.

"Masalah perbedaan waktu karantina tidak menjadi kendala. Karena pada intinya karantina, yang berlaku secara umum itu lima hari, itu yang diberlakukan sekarang," ucap dia.

Ia juga menyebut selama ini memang belum ada titik temu untuk upaya sinkronisasi data PeduliLindungi dan Tawakalna.

Namun hal tersebut tidak lagi menjadi sebuah permasalahan. Kemenag telah mengambil langkah dan inisiatif mengambil data melalui Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh). Data ini pun sudah bisa terbaca di aplikasi Tawakkalna milik Saudi.

"Untuk pelaksanaan umrah tidak lagi tergantung kepada Tawakalna, bagi jemaah umrah. Karena jadwal pelaksanaan umrah atau salat di Raudhoh sudah ditangani oleh Muassassah/travel di Saudi," lanjutnya.(tribun network/fah/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas