Gus Yahya Klaim Sejak Didirikan 1926 Baru Kali Ini NU Memiliki Pengurus dari Kalangan Perempuan
Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron wahid dipilih menjadi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya akhirnya mengumumkan daftar lengkap pengurus PBNU periode 2022-2027.
Dalam pengumuman yang dilakukan di kantor PBNU di Kramat Raya, Jakarta, Gus Yahya menunjuk Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen).
"Sekjen Drs Saifullah Yusuf," kata Gus Yahya saat mengumumkan daftar pengurus PBNU, Rabu (12/1/2022).
Saat pemilihan Ketum PBNU akhir tahun lalu Gus Ipul diketahui aktif menjadi tim kampanye bagi Gus Yahya.
Ia bahkan ikut membantu pemenangan Gus Yahya sejak tahun 2020.
Wali Kota Pasuruan itu juga mendampingi Gus Yahya safari politik ke banyak pengurus PCNU dan PWNU se-Indonesia.
Saat menang dalam Muktamar sebagai Ketum PBNU, Gus Yahya sempat menyebut Gus Ipul dan salah satu timsesnya, Nusron Wahid sebagai pendekar muktamar.
"Bahkan, ada pendekar-pendekar yang selama ini merajai dunia persilatan dari Muktamar ke Muktamar, seperti Gus Saifullah Yusuf dan Gus Nusron Wahid. Mereka yang walaupun misal dalam keadaan sakit seperti apa pun, kalau tiba waktunya Muktamar, langsung sembuh," ucap Gus Yahya, di lokasi Muktamar PBNU, Lampung, 24 Desember 2021 lalu.
Kemudian di posisi Bendahara Umum Gus Yahya menunjuk Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Mardani H Maming.
Kader PDI Perjuangan itu sebelumnya pernah menjadi Bupati Tanah Bumbu selama dua periode sejak tahun 2010-2018.
"Bendahara Umum Mardani H Maming," ujar Gus Yahya.
Nama lain yang masuk dalam jajaran pengurus adalah Nusron Wahid.
Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang juga politikus Partai Golkar itu dipilih menjadi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027.
Adapun mantan Ketum PBNU, KH Said Aqil Siroj masuk dalam jajaran Mustasyar.
Dan adik Said Aqil, Muhammad Musthofa Aqil Siroj, ditempatkan sebagai Rais PBNU.
Yang menarik dalam kepengurusan PBNU periode 2022-2027 ini Gus Yahya juga memasukkan nama Alissa Qotrunnada Wahid.
Putri sulung KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu masuk menjadi salah satu ketua.
Selain Alissa, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun dipercaya menjadi pengurus PBNU perempuan lainnya dalam kepengurusan PBNU periode ini. Khofifah menjabat sebagai Ketua PBNU.
Baca juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Berikut Profil Singkat 11 Perempuan yang Masuk Jajaran Pengurus PBNU
Ada juga beberapa tokoh perempuan yang masuk dalam struktur baru PBNU masa bakti 2022-2027.
Di jajaran Mustasyar, ada nama Nafisah Sahal Mahfudz, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, dan Mahfudloh Ali Ubaid. Lalu di jabatan A'wan, ada nama Nafisah Ali Masum; Badriyah Fayumi; serta Ida Fatimah Zaenal.
Gus Yahya mengklaim ini pertama kalinya sejak didirikan tahun 1926 Nahdlatul Ulama memiliki pengurus dari kalangan perempuan.
"Sejak awal didirikan sebenarnya tidak ada pembatasan di PBNU. Sekarang tokoh perempuan dimasukkan karena memang ada kebutuhan yang mendesak," katanya.
"Ada masalah-masalah (isu) besar terkait isu perempuan. Kita ajak tokoh perempuan yang paling tangguh dan kuat, seperti ibu Khofifah yang nanti akan kita andalkan juga Ibu Alissa," kata dia.
Gus Yahya menambahkan secara keorganisasian sejak awal tidak ada larangan masuknya perempuan dalam struktur pengurus NU.
Ia menegaskan kepengurusan perempuan dalam tubuh NU hanya soal waktu.
"Sebelumnya tidak ada larangan juga pengurus perempuan dalam NU," kata mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
Di tempat yang sama Alissa Wahid mengatakan masukkan nama perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting.
"Sejak awal NU kita sadari ruang perempuan sangat besar. Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai," ujar Alissa.
Sedangkan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menanggapi struktur kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang terdapat beberapa tokoh merangkap jabatan politis.
Di antaranya Gus Ipul yang merupakan Wali Kota Pasuruan hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa.
Akhyar menjelaskan, sebenarnya tak ada larangan pengurus PBNU tak boleh rangkap jabatan, kecuali Rais Aam dan Ketum.
Menurutnya, pengurus yang merangkap jabatan akan bisa mendapatkan manfaat bagi PBNU.
"Yang dilarang rangkap jabatan sepengetahuan saya itu Rais Aam sama ketum di parpol atau di jabatan politik. Kalau selain Ketua dan Rais Aam itu masih diperbolehkan karena ada manfaat. Jadi kalau mereka-mereka merangkap itu masih ada manfaat yang kembali," kata Akhyar.
Hal itu berbeda dengan jabatan ketua dan Rais Aam, yang ditegaskan Akhyar tak boleh rangkap jabatan agar fokus dengan PBNU.
"Beda kalau Rais Aam dan Ketua Umum bagaimana bisa bekerja. Jadi AD/ART yang hasil dari Muktamar Jombang dan Muktamar ini tidak ada masalah," jelas dia.
Baca juga: Mengenal Istilah dalam Susunan Kepengurusan PBNU: Mustasyar, Syuriah hingga Tanfidziah
Lebih lanjut, Akhyar berharap PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya dapat semakin mendunia dan dapat menyentuh seluruh perwakilan daerah.
"Periode ini kan NU itu harapannya bukan hanya di nusantara tapi ya mendunia jadi kita perlu banyak penggemukan di samping untuk perwakilan di daerah-daerah yang selama ini belum tercover. Sehingga dengan ini belum sempurna tapi lumayan lah," ucapnya.
Tak hanya itu, Akhyar juga mengungkapkan pekerjaan NU ke depan dapat terus fokus dalam bidang ekonomi.
"NU kan organisasi perkhidmatan jadi semua itu nawaitunya ya khidmatan dan khidmat itu ya, kerja keras tak mengenal lelah, menyelesaikan tugas-tugas yang telah diemban oleh mereka sebagai amanat. Terutama bidang ekonomi yang selama ini masih belum bisa kita laksanakan dengan baik," kata Akhyar.(tribun network/git/dod)