Cara Pilih Vaksin Booster yang Benar: Cek Jenis Vaksin Dosis Pertama dan Kedua
Anda mau melakukan program vaksinasi booster? Ikuti panduan memilih vaksin booster yang benar di artikel ini.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sebelum memilih vaksin booster, kenali terlebih dahulu mekanisme pemberian vaksin booster, ada homolog dan heterolog.
Homolog, yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Heterolog, yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Baca juga: Lima Juta Vaksin Sinovac Pembelian Langsung Tiba di Tanah Air
Lantas, bagaimana panduan memilik vaksin booster?
Namun demikian, jenis vaksin booster yang diberikan akan ditentukan oleh petugas kesehatan berdasarkan riwayat vaksinasi primer, yakni dosis pertama dan kedua yang diterima dan sesuai ketersediaan vaksin di tempat layanan.
Setelah mengenal mekanisme pemberian vaksin, cek jenis vaksin primer (dosis pertama dan kedua) Anda.
Lalu, simak regimen dosis lanjutan (booster) yang diberikan, yakni:
a. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan:
• Vaksin Astra Zeneca, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
• Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
b. Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca maka diberikan:
• Vaksin Modema, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
• Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
c. Bila ada regimen dosis lanjutan yang baru untuk Vaksinasi Program akan disampaikan kemudian
Baca juga: Israel akan Luncurkan Vaksin Covid-19 untuk Bayi Usia di Atas 6 Bulan pada April 2022
Panduan Pemberian Vaksin Booster
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam siaran persnya memberikan mekanisme pemberian vaksin booster, yakni:
1. Sinovac
- Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa.
2. Pfizer
- Vaksin booster 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.
3. AstraZeneca
- Vaksin booster dapat diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746.
4. Moderna
- Vaksin booster diberikan setengah dosis setelah 6 bulan dosis lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas.
Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.
5. Zifivax
- Vaksin booster diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).
- Diberikan untuk usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.
(Tribunnews.com/Widya)