Profil Edy Mulyadi, Sosok yang Jadi Sorotan karena Ucapan soal Kalimantan, Pernah Dipanggil Polisi
Berikut ini profil Edy Mulyadi, sosok yang menjadi sorotan setelah menyebut Kalimantan sebagai tempat jin membuang anak.
Penulis: Daryono
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil Edy Mulyadi, sosok yang menjadi sorotan setelah menyebut Kalimantan sebagai tempat jin membuang anak.
Ucapan Edy Mulyadi yang dimuat di channel YouTube Mimbar Tube tersebut ramai dan dikecam banyak kalangan karena dianggap menghina orang Kalimantan.
Edy melontarkan pernyataan itu saat mengkritik pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
"Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," ujar Edy dalam video di channel YouTube Mimbar Tube.
"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana," katanya, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Setelah menuai kecaman, Edy Mulyadi akhirnya menyampaikan permintaan maaf.
Edy Mulyadi menjelaskan istilah yang dikatakan tersebut merujuk pada tempat yang jauh.
"Tempat jin buang anak itu hanya istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh, terpencil," katanya pada Senin (24/1/2022), dikutip dari Channel Youtube Bang Edy.
Baca juga: Geram, Ian Kasela Sebut Ucapan Edy Mulyadi Pecah Belah Bangsa, Ini Permohonannya ke Presiden Jokowi
Edy mengaku tidak ada maksud untuk menghina.
"Cuman yang saya sampaikan tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan lokasi yang jauh," kata Edy.
Permintaan maaf ini disampaikan Edy Mulyadi saat pertemuan sejumlah tokoh Kalimantan yang dipimpin oleh dosen FISIP Universitas Islam Kalimantan, Muhammad Uhaib As'ad.
Profil Edy Mulyadi
Tidak banyak informasi pribadi mengenai Edy Mulyadi di dunia maya.
Namun, Edy Mulyadi mengaku sebagai wartawan.
Diberitakan Tribunnews.com pada 17 Desember 2020 lalu, dalam salah satu reportasenya, Edy menggunakan rompi bertuliskan Forum News Network (FNN).
Dikutip dari laman fnn.co.id, nama Edy Mulyadi tercantum sebagai Dewan Redaksi.
FNN bernaung di bawah PT Forum Adil Mandiri yang berkantor di Jl Majapahit Jakarta Pusat.
Edy Mulyadi juga diketahui mengelola channel Youtube, Bang Edy Channel.
Saat dilihat Tribunnews.com pada Senin (24/1/2022), Channel Youtube ini memiliki 214 ribu subscriber.
Kebanyakan kontennya berisi kritikan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Pada Pemilu Legislatif 2019 lalu, Edy masuk ke dunia politik.
Ia menjadi caleg Partai Keadilan Sejahtera.
Baca juga: Sebut Kalimantan Tempat Mistis, Tokoh Adat Dayak Akan Laporkan Edy Mulyadi
Hal itu dibenarkan oleh Juru Bicara (Jubir) PKS, Ahmad Mabruri.
Namun, setelah proses pemilu usai hingga kini, Edy Mulyadi tidak aktif di struktur level manapun dan bukan pejabat struktur PKS.
"Yang bersangkutan pernah jadi caleg pada 2019 lalu tapi setelah itu tidak aktif di kepengurusan PKS," kata Mabruri saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (24/1/2022).
Selain itu, Edy Mulyadi juga tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional pengawal Fatwa (GNPF).
Pernah Dipanggil Polisi
Dalam catatan Tribunnews.com, Edy Mulyadi pernah dipanggil polisi sebagai saksi terkait kasus bentrokan FPI-Polri di jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Edy Mulyadi dipanggil dalam surat bernomor S.Pgl/2792/XII/2020/Dit Tipidum tanggal 11 Desember 2020.
Dalam surat itu, Edy diperiksa sebagai saksi dalam dugaan tindak pidana di muka umum secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang.
Hal itu terkait video reportase yang ia buat pada 8 Desember 2020.
Sempat mangkir, Edy akhirnya memenuhi panggilan polisi pada 17 Desember 2020.
Baca juga: Edy Mulyadi Minta Maaf Sebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak, Singgung Monas dan BSD
Edy menyampaikan kedatangannya hanya untuk mengklarifikasi terkait pemanggilan pemeriksaan yang dilakukan pada hari ini di Bareskrim Polri.
Dia mengaku tak mengetahui materi pemeriksaannya hari ini.
"Nggak ngerti kita makanya mau dateng. Kemarin saya udah kasih tau ke penyidik saya berhalangan ada kegiatan lain," kata Edy di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
(Tribunnews.com/Daryono)