Survei SMRC: Lebih Banyak Warga yang Menilai Positif Kondisi Politik di Jawa Barat
warga Jawa Barat yang menilai positif kondisi politik di Jawa Barat cenderung lebih banyak dibandingkan yang menilai negatif dari kondisi politik.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru yang dilakukan pada 5 sampai 8 Februari 2022 mengungkapkan warga Jawa Barat yang menilai positif kondisi politik di Jawa Barat cenderung lebih banyak dibandingkan yang menilai negatif.
Pertanyaan yang diajukan dalam survei adalah Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan politik di Jawa Barat pada umumnya sekarang? Apakah Sangat baik, baik, sedang, buruk, atau sangat buruk?
Manager Program SMRC Saidiman Ahmad mengatakan ada 0,7% warga yang menyatakan sangat baik dan 31,6% yang menyatakan baik.
Sedangkan 36,7% warga menyatakan sedang.
Sementara itu 12,8% warga menyatakan buruk, dan 1,5% warga menyatakan sangat buruk.
Ia mengatakan, apabila dibandingkan maka warga yang menyatakan baik dan sangat baik ada sekitar 32,3%.
Sementara warga yang menyatakan sebaliknya yakni buruk atau sangat buruk, kata dia, ada 14,3%.
Baca juga: Survei SMRC: Pandangan Warga Terhadap Kondisi Ekonomi di Jawa Barat, Lebih Banyak Bilang Buruk
Hal tersebut disampaikannya dalam Survei Opini Publik SMRC bertajuk Partai, Gubernur, dan Presiden: Pandangan Publik Jawa Barat yang disiarkan di kanal Youtube SMRC TV pada Selasa (15/2/2022).
"Kita melihat di sini bahwa yang menilai positif itu cenderung lebih banyak dibandingkan yang menilai negatif dari kondisi politik," kaa Saidiman.
Survei dilakukan lewat telepon dengan mempertimbangkan aspek metodologis secara seksama.
Survei dilakukan lewat telepon karena dinilai lebih mungkin dilakukan di tengah-tengah upaya warga melakukan sosial distancing di masa pandemi covid-19.
Target populasi survei tersebut adalah warga Jawa Barat yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel atau sekitar 76% dari total populasi pemilih di Provinsi Jawa Barat.
Sampel sebanyak 801 responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dan diwawancarai lewat telepon.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode double sampling dan random digit dialing (RDD).
Double sampling adalah teknik memilih sampel secara acak dari kumpulan sampel hasil survei sebelumnya.
Sementara RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
RDD dalam survei tersebut diterapkan terutama untuk menambah jumlah sampel hasil double sampling.
Baca juga: Survei SMRC Terbaru: 40,2 Persen Warga Menyatakan Kondisi Pemerintahan di Jawa Barat Baik
Dengan teknik double sampling, sampel sebanyak 640 responden dipilih secara acak dari database hasil survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya.
Sementara itu dalam RDD sampel sebanyak 161 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Total sampel hasil kombinasi 2 metode tersebut sebanyak 801 responden.
Margin of error survei diperkirakan ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon pada 5 sampai 8 Februari 2022 oleh pewawancara yang dilatih.