Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanda-tanda Terjadinya Hujan Es, BMKG: Indonesia Diguyur Hujan Es Hingga April 2022

Hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/musim pancaroba.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tanda-tanda Terjadinya Hujan Es, BMKG: Indonesia Diguyur Hujan Es Hingga April 2022
Istimewa
Tangkapan layar video hujan es di Kota Surabaya 

- Luasannya berkisar 5 - 10 km

- Waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit

- Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba)

- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari

- Bergerak secara garis lurus

- Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0.5 - 1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda - tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 %

- Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya), tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung

BERITA TERKAIT

- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama

Baca juga: Mengapa Bisa Terjadi Hujan Es? Ini Penjelasannya

Baca juga: Hujan Ekstrem Disertai Bola Es Merata Guyur Surabaya, Begini Penjelasan BMKG

Wilayah Indonesia akan Diguyur Hujan Es Hingga April 2022

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.

"Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan," ujar Guswanto dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Selasa (22/2/2022).

Guswanto menambahkan, hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar.

Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk dipuncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.

"Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es," kata Guswanto.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas