Survei SMRC: Anies Berpeluang Besar Kalahkan Prabowo Jika Head to Head
Anies Baswedan berpeluang besar menang jika head to head dengan Prabowo Subianto.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil survei tertutup 2 nama terhadap pemilih kritis yang dimutakhirkan pada 8 sampai 10 Februari 2022 oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Anies Baswedan berpeluang besar menang jika head to head dengan Prabowo Subianto.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan berdasarkan hasil survei saat ini, Anies dapat 37,5% dukungan dan Prabowo mendapat 31,8%.
Deni mengatakan hal tersebut berbahaya bagi Prabowo karena pemilih kritis bisa mempengaruhi calon pemilih lain dibanding pemilih yang tidak kritis.
Dengan demikian, kata dia, apabila kecenderungan pemilih kritis lebih ke arah Anies maka Anies akan mempunyai modal lebih kuat untuk bisa memperbesar dukungannya.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Survei dan Opini Publik SMRC: Kecenderungan Pilihan Presiden Kelompok Pemilih Kritis yang ditayangkan di kanal Youtube SMRCTV pada Senin (28/2/2022).
"Saya kira kalau yang maju adalah Anies dan Prabowo, cukup besar peluang Anies untuk bisa mengalahkan Prabowo. Kalau cuma dua nama ini sangat mungkin," kata dia.
Baca juga: Survei Pemilih Kritis SMRC: Ganjar Konsisten Unggul dari Anies dan Prabowo Sejak Tahun Lalu
Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan pemilih kritis adalah pemilih yang punya informasi lebih baik tentang berbagai isu nasional, politik, ekonomi, pembangunan, dan sebagainya.
Dengan demikian, hal tersebut menjadi bahan pertimbangan mereka ketika menilai dan memilih seorang calon presiden.
Pemilih kritis, kata dia, kebanyakan adalah warga perkotaan atau warga yang tinggal di perkotaan dan relatif lebih berpendidikan.
Pemilih kritis, lanjut dia, biasanya punya pengaruh lebih kuat di dalam kehidupan masyarakat.
Mereka, kata Saiful, juga biasanya tidak mudah dipengaruhi dan justru lebih mudah memperngaruhi.
Menurut Saiful mempelajari pemilih kritis sangat penting dan strategis dalam konteks pemilihan presiden dan pemilihan-pemilihan umum lainnya.
Hal tersebut, kata dia, karena mereka yang punya basis pemilih kritis yang besar maka akan punya basis yang kuat secara elektoral ke depan mengingat mereka punya basis sosial yang sulit dipengaruhi tapi justru akan mempengaruhi pemilih-pemilih lain.
Baca juga: Ganjar Melesat Jauh Ungguli Anies, di Survei Semi Terbuka 29 Nama Terhadap Pemilih Kritis SMRC
"Akan mempunyai efek bola salju dalam proses kontestasi pemilu yang akan berlangsung di negara kita tahun 2024 nanti," kata Saiful.