Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Benarkan Surat Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar dari Ketum, Asrorun Niam: akan Gelar Rapat

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh membenarkan adanya surat pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai Ketum.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in MUI Benarkan Surat Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar dari Ketum, Asrorun Niam: akan Gelar Rapat
Dokumentasi MUI
Musyawarah Nasional (Munas) X Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan KH Miftachul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sebagai Ketua Umum MUI periode 2020-2025 menggantikan Maruf Amin, di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (27/11/2020). Dalam artikel mengulas tentang respons terkait surat pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dair Ketum MUI. 

Nantinya, secara faktual akan dibahas oleh pimpinan MUI dalam waktu dekat.

Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar di Kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta pada Senin (22/11/2021).
Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar di Kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta pada Senin (22/11/2021). (Youtube Kemenko Polhukam RI)

Mengenai sosok pengganti KH Miftachul Akhyar, MUI belum pernah melontarkan satu kata pun soal penggantian Ketua Umum MUI.

"Di dalam perbincangan informal dewan pimpinan MUI belum ada satu kata pun yang mengarah pada pergantian dan belum ada satu orang dewan pun yang berpikir tentang penggantian Ketua Umum."

"Artinya, kita berada di tahap akan membahas surat tersebut, bagaimana sikap apa yang akan dilakukan ketika ada pengajuan pengunduran diri dari Ketum," tegas Asrorun Niam.

Diketahui, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyatakan mundur dari posisi Ketua Umum MUI.

Alasannya, KH MIftachul Akhyar ingin fokus sebagai Rais Aam PBNU.

Pengunduran diri itu diumumkan KH Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.

Berita Rekomendasi

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan."

"Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," katanya Tribunnews.com dari situs resmi NU Online.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Daryono)

Simak berita lainnya terkait Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas