Kisah Pekerja Indonesia Asal Bali di Ukraina: Tidak Bisa Tidur dan Harus Bolak-Balik Bunker
Ni Wayan Era Rustini (26), Pekerja Migran Indonesia (PMI) trauma berkerja di Ukraina.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BADUNG - Ni Wayan Era Rustini (26), Pekerja Migran Indonesia (PMI) trauma berkerja di Ukraina.
Perempuan asal Banjar Puseh, Desa Angantaka, Abiansemal Badung itu pun merasa takut ketika mendengar suara ledakan.
Dia mengaku bersyukur lantaran bisa pulang kembali ke Bali, Senin (7/3/2022) malam.
Namun untuk pulang ke Indonesia, dia dan rombongan pun dikawal ketat dengan menggunakan jalur darat.
Selama berada di negeri yang sedang diinvasi oleh Rusia tersebut, Perempuan kelahiran 22 November 1995 itu tinggal di Odesa.
Bahkan beberapa kali mendengar suara ledakan.
Selain itu, isu adanya bom juga kerap didengar saat dia berada d iluar apartemen.
Kini alumni SMAN 1 Abiansemal itu pun bersyukur bisa pulang dan bertemu keluarga dengan selamat.
Hanya saja, banyak barangnya yang harus ditinggalkan.
Bahkan kurang lebih ada satu koper besar barangnya tidak bisa dibawa pulang, lantaran tidak diizinkan membawa barang banyak.
Ditemui di rumahnya, Selasa (8/3/2022), Era pun menceritakan dirinya berangkat ke Ukraina berawal dari mengajukan lamaran ke agen di Bali.
Setelah diterima, dirinya langsung berangkat dan bekerja di Ukraina sebagai spa terapis di Bali Spa Ukraina.
Anak pertama pasangan I Wayan Darma Bapak dan Ni Luh Meriani tidak menyangka harus pulang karena perang.
Menurut Era, bekerja di Ukraina telah memperbaiki kondisi perekonomiannya.
"Kalau pendapatan lumayan, ia bisalah pakai membangun seperti balai dangin ini. Ini pun belum selesai," katanya sambil menunjuk bangunan.
Tak Bisa Tidur
Terpisah, Desak Made Yuni, PMI asal Bangli yang bekerja di Kiev mengatakan, pada 24 Februari terjadi ledakan bom, dimulainya serangan Rusia ke Ukraina.
Desak Yuni merasa panik dan takut.
Ia kemudian mengecek grup KBRI, yang di dalamnya terdapat informasi terbaru untuk bersiap-siap evakuasi ke kantor KBRI di Ukraina.
"Langsunglah saya packing-packing, terutama membawa dokumen penting dan baju seadanya."
"Pihak KBRI juga tidak memperbolehkan kami menunggu di luar bangunan sampai jemputan datang," kisahnya saat ditemui di kediamannya, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Selasa (8/3/2022).
Desak Yuni mengungsi di kantor KBRI selama lima hari.
Selama itu pula, ia tidak diperbolehkan keluar bangunan.
"Pada 25 atau 26 Februari terus terdengar suara ledakan bom."
"Setiap ada bom bunyi kita turun ke bunker, kita sembuyi disana bersama-sama," kenangnya.
Di bunker dengan ukuran terbatas, ratusan WNI berdesak-desakan.
Mereka mengutamakan anak-anak.
Selama lima hari mengungsi ini, Desak Yuni mengaku tidak bisa tidur karena harus bolak-balik bunker.
"Baru satu jam dapat tidur, terdengar suara ledakan. Sehingga kita harus cepat-cepat turun ke bunker."
"Di bunker itu sekitar satu hingga dua jam saja, karena di sana gelap dan oksigen terbatas."
"Kalau sudah tenang baru kembali lagi. Setelah kembali ke atas."
"Baru nyari posisi tidur, lagi terdengar bom. Sehingga harus turun lagi. Begitu seterusnya," jelas dia.
Sementara itu, lima PMI asal Karangasem juga kembali dari Ukraina ke kampungnya yakni Ni Komang Ayu Yuliantari asal Tengading Kecamatan Manggis, Ni Komang Wirati asal Desa Sinduwati Kecamatan Sidemen, Ni Ketut Mita Julianti dan Ketut Suartini asal Kecamatan Kubu, dan Ni Nengah Rikawati asal Sidemen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaktrans) Karangasem, I Ketut Kanginan Subandi, mengatakaan, lima PMI asal Krangasem dijemput oleh keluarga didampingi Kabid Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja (P2TK) Disnaktrans, Senin (7/3) malam.
"Kondisi lima PMI sehat. Mereka mengaku bahagia lantaran bisa kembali ke kampung halaman. Petugas dari Disnakertrans Karangasem akan terus memantau kondisi bersangkutan," kata Kanginan Subandi, Selasa (8/3).
Terpisah, dua warga Tabanan yang merupakan PMI di Ukraina telah tiba di Bali, Senin malam. Mereka telah tiba dengan keadaan selamat dan telah dijemput oleh pihak keluarga masing-masing.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Tabanan, I Nyoman Putra menyebutkan, ada dua warga Tabanan yang menjadi PMI dengan tujuan bekerja di Ukraina. Sejak ada konflik Rusia dan Ukraina, para PMI asal Indonesia khususnya Bali telah dipulangkan.
Nyoman Putra menyebutkan, sesuai data yang diterima pihaknya dua orang warga Tabanan diantaranya Ni Komang Budiani (22) asal Desa/Kecamatan Selemadeg dan Ni Ketut Ayu Arsani (42) asal Desa Wanagiri kecamatan Selemadeg. (gus/mer/ful/mpa)