Kepemimpinan Puan Maharani di IPU Jadi Simbol Pemimpin Perempuan di Dunia
Kepemimpinan Puan dalam pelaksanaan IPU ke-144 pun mendapat apresiasi dari pimpinan forum parlemen dunia itu
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
“Ini tecermin dari persiapan protokol kesehatan yang ketat, keramahtamahan seluruh panitia dan petugas, serta kepedulian masyarakat Bali dalam menyambut berlangsungnya IPU ke-144,” sebut Pacheco.
Atas apresiasi Presiden IPU, Puan mengatakan hal tersebut merupakan sebuah akumulasi dari kerja bersama yang didasarkan pada nilai-nilai gotong royong sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia.
Ia berharap apresiasi dari pimpinan IPU tak hanya menjadi penyemangat untuk Indonesia sebagai tuan rumah.
“Tetapi juga menjadi awal kebangkitan ekonomi dan pemulihan pariwisata tanah air yang sempat mati suri akibat pandemi Covid-19,” kata Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu pun akan memimpin keseluruhan jalannya sidang IPU ke-144.
Dalam kesempatan sebagai President of Assembly, Puan mengungkapkan akan mengarahkan berbagai isu global yang sangat krusial.
“Indonesia dapat menunjukkan kepemimpinan nya dalam mencari solusi dari permasalah global yang dihadapi saat ini, seperti masalah pandemi, perubahan iklim, dan perdamaian,” jelasnya.
Puan melanjutkan, sebagai pemimpin sidang, Indonesia dapat mengarahkan pembahasan berbagai isu, seperti untuk aksi penanganan perubahan iklim agar tetap ambisius namun juga berpihak kepada kepentingan negara berkembang.
“Indonesia juga dapat mengarahkan upaya pencapaian perdamaian dan keamanan, dan penyelesaian konflik melalui jalan damai,” urai Puan.
“Indonesia dapat mendorong akselerasi pemerataan vaksin di dunia,” imbuh mantan Menko PMK tersebut
Puan menegaskan, Indonesia akan mendorong perkuatan kerjasama internasional, solidaritas global, multilateralisme.
“Dan akan menolak unilateralisme,” tegas Puan.
Menurut Puan, tantangan global seperti pandemi dan perubahan iklim membutuhkan solusi dari masyarakat global. “Tidak ada satu negara pun yang dapat selesaikan tantangan global tersebut,” ujarnya.
“Parlemen perlu lebih terlibat dalam pembahasan isu-isu internasional. Peran Parlemen diperlukan untuk memberi dukungan kepada kesepakatan internasional,” sambung Puan.