Kata Sekjen PDIP soal Penundaan Pemilu, Berkaca dari Kisah Sastra Jendra
Hasto menambahkan bahwa perubahan mendasar penundaan pemilu, mengingat implikasinya yang sangat luas, dapat dianalogikan pada cerita Sastra Jendra.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Arif Fajar Nasucha
Atas dasar hal tersebut, seluruh anggota dan kader Partai hendaknya mengingat pesan yang disampaikan Megawati.
"Bahwa dalam menjalankan Pancasila dan Konstitusi yang paling penting adalah spirit penyelenggara pemerintahan untuk mewujudkan negara gotong royong dan mewarisi banyak khasanah kebudayaan yang membuat hidup masyarakat aman, damai dan tentram tanpa diributkan oleh ide-ide yang dari sisi momentum politik sebenarnya sangat tidak tepat,” urai Hasto.
Sebagai warga bangsa, kata Hasto, semua pihak seharusnya mengikuti seluruh aturan, roh dan jiwa Konstitusi.
Semua memahami bahwa amandemen I-IV UUD 1945 pada awal 2000-an memang belum sempurna. Namun saat ini, tak tepat jika amandemen dilakukan demi penundaan pemilu.
“Tugas kita di tengah pandemi adalah bergerak satu arah untuk membantu masyarakat Indonesia dengan gotong royong yang dipimpin oleh kader PDI Perjuangan,” tegas Hasto.
Baca juga: Pengamat Prediksi Jokowi Siapkan Erick Thohir Jadi Penerus Estafet Kepemimpinan
Ia pun berharap pementasan lakon Sastra Jendra ini semakin menyadarkan untuk membangun benteng moral di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk setia pada konstitusi.
“Dan dalam menjalankan konstitusi itu kita diingatkan betapa pentingnya ideologi Pancasila untuk terus menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Hasto.
"Ibu Megawati mengingatkan bahwa berpolitik itu membangun peradaban. Bahwa politik itu berdiri kokoh pada moral dan jalan kebenaran," tambahnya.
Dengan pagelaran ini, PDIP sekaligus mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk semakin membangun kesadaran dan mencintai kebudayaan kita sendiri.
“Hanya bangsa yang besar, kokoh, berdiri kepada jati diri dan karakter kebudayaannya dan bukan meniru kebudayaan bangsa lain. Mari dengan menikmati wayang ini kita gelorakan semangat Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana digagas Bung Karno,” pungkas Hasto.