Cara Efektif Tanamkan Kebiasaan Mengelola Keuangan Sejak Dini Pada Anak
Literasi keuangan menjadi salah satu jenis kecakapan yang tidak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa, namun juga perlu diajarkan kepada anak
TRIBUNNEWS.COM - Seiring dengan perkembangan zaman, literasi keuangan menjadi salah satu jenis kecakapan yang tidak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa, namun juga perlu diajarkan kepada anak semenjak usia dini.
Dalam buku panduan "Menumbuhkan Kecakapan Literasi Keuangan pada Anak Usia Dini", Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa kecakapan literasi finansial atau literasi keuangan dapat diartikan sebagai kecakapan untuk mengambil keputusan terkait pengelolaan keuangan.
Lebih lanjut, OJK juga menjelaskan bahwa kecakapan literasi keuangan mencakup pengelolaan pendapatan untuk disimpan (ditabung atau diinvestasikan), dibelanjakan dengan bijaksana, dan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan.
Lewat literasi keuanganlah, anak-anak dapat mengenal makna uang, menumbuhkan kebiasaan menabung, hingga mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan, serta mengetahui pentingnya nilai-nilai berbagi.
Karenanya, literasi keuangan tidak hanya berperan sebagai sebuah essential life skills. Pengadaan literasi keuangan bagi anak juga akan menanamkan nilai-nilai yang relevan dengan pendidikan anak usia dini.
Dengan memiliki kecakapan dalam mengelola keuangan semenjak dini, seorang anak akan lebih termotivasi untuk bertindak secara bijaksana dan bertanggung jawab, serta mendorong kepedulian sosial dalam diri mereka.
Maka itu, pengadaan literasi keuangan akan menjadi bekal penting bagi anak dalam mengelola keuangan, membentuk perilaku dan kebiasaan keuangan yang sehat, serta mengambil keputusan secara bijak untuk kesejahteraan mereka ketika tumbuh dewasa nanti.
Literasi keuangan anak lewat sarana digital
Dalam buku panduan "Menumbuhkan Kecakapan Literasi Keuangan pada Anak Usia Dini" dari OJK, disebutkan juga bahwa pengadaan edukasi dan literasi keuangan bagi anak dapat dilakukan melalui hal-hal yang relevan dengan minat, kemampuan berpikir, serta pengalaman keseharian anak.
Bagi anak usia dini, langkah awal yang penting untuk dilakukan adalah mengenali dan memahami bentuk serta warna uang yang beragam.
Selanjutnya, anak dapat mulai diberikan pengetahuan tentang kegunaan uang dalam kehidupan sehari-hari serta keterampilan untuk membedakan kebutuhan serta keinginan, menyisakan uang, serta menumbuhkan kesadaran untuk berbagi kepada teman atau orang lain yang membutuhkan.
Mengingat setiap anak memiliki minat, pengalaman, dan kemampuan berpikir yang berbeda-beda, pemberian edukasi keuangan ini juga dapat dilakukan melalui sarana yang bermacam-macam, seperti buku bergambar, permainan, ataupun pembelajaran langsung di kelas.
Seiring dengan perkembangan zaman, konten serta media digital pun dapat dijadikan sebagai sarana pemberian edukasi dan literasi keuangan bagi anak.
Dalam rangka membantu masyarakat Indonesia untuk meningkatkan literasi keuangan bagi anak sedari dini, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sebagai perusahaan asuransi yang telah terdaftar di OJK turut berperan aktif lewat pengadaan konten digital dan media interaktif melalui Program Inisiatif Cha-Ching sejak tahun 2016.
Inisiatif Cha-Ching adalah sebuah program edukasi hasil kerja sama Prudential Corporation Asia dan Junior Achievement (JA) Asia Pacific. Program ini bertujuan mengenalkan dan mengajarkan pengelolaan keuangan serta menumbuhkan paham literasi keuangan bagi anak-anak berumur 7 - 12 tahun.
Sejak diinisiasikan pada tahun 2016, program Cha-Ching telah diluncurkan di 8 negara dan menjangkau lebih dari 500.000 murid serta lebih dari 10.000 guru di benua Asia dan Afrika.
Di Indonesia, Kurikulum Cha-Ching pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017 dan telah berhasil mendidik lebih dari 160.000 murid serta melatih 5.300 guru di 2.900 sekolah dasar di Indonesia, seperti di Jabodetabek, Sidoarjo, Trenggalek dan Blitar.
Lewat kurikulum Cha-Ching, terdapat empat konsep dasar keuangan yang diajarkan kepada anak-anak,
yaitu Memperoleh (Earn), Menyimpan (Save), Membelanjakan (Spend), dan Menyumbangkan (Donate).
Tak hanya membekali anak-anak dengan pengetahuan manajemen keuangan agar mereka lebih bertanggung jawab dalam mengelola uang mereka, program ini juga bertujuan membangun masa depan yang lebih aman bagi anak dan keluarga mereka.
Kurikulum yang dihadirkan program Cha-Ching dapat membantu para guru atau tenaga pengajar sebagai konten pembelajaran yang interaktif dan menarik tentang penerapan mengelola keuangan sejak dini, sehingga memudahkan para guru dalam memberikan edukasi finansial secara terstruktur di kelas.
Terlebih lagi, para orang tua juga merasakan manfaat dari program ini dalam membimbing anak-anak untuk mulai belajar mengatur keuangan sejak dini secara menarik melalui kanal digital.
Terus perkuat edukasi literasi keuangan bagi anak
Hingga kini, Prudential Indonesia terus memperkuat komitmennya melalui inisiatif Cha-Ching dan berupaya memperluas dan mengembangkan program edukasi tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan Prudential Indonesia dalam memperkuat program Cha-Ching adalah Cha-Ching Financial Literacy Conference yang diadakan secara virtual pada 18-19 Februari 2022 lalu.
Konferensi dua hari tersebut diadakan oleh Prudence Foundation dan Junior Achievement (JA) selaku inisiator dari Cha-Ching. Kegiatan ini bertujuan membahas pentingnya literasi keuangan sebagai keterampilan hidup abad ke-21.
Konferensi ini terbuka untuk umum, dan menghadirkan pendidik, pakar industri, pembuat kebijakan, serta akademisi dari seluruh dunia. Selain membahas perkembangan dari program Cha-Ching, Konferensi ini turut menyoroti kemajuan apa saja yang telah dicapai di bidang edukasi literasi keuangan, dan kolaborasi seperti apa yang dibutuhkan untuk semakin meningkatkan tingkat literasi masyarakat.
“Penelitian menunjukkan bahwa upaya edukasi finansial harus dimulai sedini mungkin karena anak-anak sudah mulai mengembangkan kemampuan dasar untuk mengelola keuangan sejak usia tujuh tahun. Melalui program Cha-Ching, kami terus berinovasi dalam upaya membekali generasi masa depan dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan keuangan yang lebih baik dalam hidup,” ujar Chairman of Prudence Foundation Donald Kanak dalam pidato sambutannya.
Sementara itu Chief Human Resources and Community Investment Officer Prudential Indonesia Indrijati Rahajoe mengatakan bahwa dalam empat tahun terakhir, jumlah murid di Indonesia yang terpapar literasi keuangan melalui Kurikulum Cha-Ching telah meningkat sebanyak lima kali lipat, dengan rata-rata peningkatan pengetahuan literasi keuangan murid sebesar 12% pasca pembelajaran.
Menurut sebagian besar guru yang berpartisipasi dalam program ini sebagai pengajar, materi Kurikulum Cha-Ching mudah dipahami oleh murid karena mengemas konsep dasar keuangan secara kreatif untuk menarik minat belajar anak-anak.
Melalui media massa dan digital, tayangan Cha-Ching di televisi, liputan media, dan media sosial telah berhasil menjangkau lebih dari 24 juta orang di Indonesia.
“Selain modul dan permainan, fokus inovasi yang kami lakukan adalah melalui pemanfaatan teknologi digital, sehingga materi-materi yang kami keluarkan dapat mudah dipelajari oleh anak. Salah satunya melalui video musik kisah Cha-Ching yang menceritakan petualangan seru enam anak anggota grup band dalam mengajarkan empat konsep dasar keuangan,” jelas Indirati.
Tahun lalu, Prudential Indonesia bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia, sebuah lembaga nirlaba yang merupakan bagian dari JA Asia Pacific, dan KIPIN School dalam memproduksi enam serial video Cha-Ching yang telah diakses oleh lebih dari 20.000 anak Indonesia melalui televisi dan kanal YouTube.
Untuk dapat menjangkau enam juta anak pada tahun 2025, tahun ini Prudential berencana meluncurkan permainan edukasi Cha-Ching online, “Petualangan Uang Cha-Ching”. Ke depannya, pihak Prudential berharap kurikulum Cha-Ching dapat diterapkan sebagai kurikulum nasional untuk meningkatkan literasi keuangan bagi lebih banyak anak-anak di Indonesia.
“Literasi keuangan berperan sangat penting dalam membantu individu maupun masyarakat meraih kesejahteraan finansial. Harapan kami, kurikulum Cha-Ching dapat diterapkan sebagai kurikulum nasional sehingga semakin banyak anak Indonesia yang terpapar literasi keuangan. Dengan memberikan edukasi finansial sedini mungkin kepada anak-anak, kita tidak hanya membantu membangun kualitas sumber daya manusia yang melek finansial, tapi juga mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia,” tutup Indrijati.
Penulis: Anniza Kemala | Editor: Firda Fitri Yanda
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.