Jokowi Minta Pemda Kerja Keras, Targetkan 2024 Angka Stunting di Bawah 14 Persen
Jokowi memerintahkan semua kepala daerah percepat penanganan masalah stunting, angka stunting harus berada di bawah 14 persen pada 2024.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, NTT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan semua kepala daerah mempercepat penanganan masalah kekerdilan akibat gizi buruk atau stunting.
Instruksi itu disampaikan Jokowi saat menggelar kunjungan kerja di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Kamis (24/3).
Dalam arahannya Jokowi menargetkan angka stunting harus berada di bawah 14 persen pada 2024.
Karena itu dia ingin semua pemerintah daerah bekerja keras mewujudkan target tersebut.
"Seluruh gubernur, bupati, wali kota di seluruh tanah air saya sampaikan hal yang sama. Jangan sampai target angka 14 persen luput, harus tercapai," kata Jokowi.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Jadi Salah Satu Faktor Lambatnya Penanganan Stunting di Indonesia
Baca juga: Jokowi: Pencegahan Stunting Dimulai dari Calon Pengantin
Jokowi meminta pemda memastikan setiap bayi mendapatkan asupan gizi memadai.
Mantan Gubernur DKI Jakarta memerintahkan kepala daerah memberikan makanan tambahan bergizi untuk bayi-bayi yang baru lahir.
Tak hanya itu, Jokowi juga ingin orang tua diberikan edukasi tentang pencegahan stunting.
Ia pun meminta pemda melakukan pemeriksaan dan pendampingan bagi para calon pengantin.
Jokowi mengatakan sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan maju tidaknya sebuah negara.
Oleh sebab itu masalah stunting harus menjadi perhatian serius.
"Yang berkaitan dengan stunting, gizi, pendampingan calon-calon pengantin agar mereka tahu apa yang harus dilakukan sebelum menikah, semuanya dikerjakan. Termasuk juga pengukuran, penimbangan untuk bayi-bayi yang baru lahir, pemberian makanan tambahan, tambahan gizi, dan target kita di 2024 harus sudah di bawah 14 persen," kata Jokowi.
Baca juga: Justin Bieber Bakal Gelar Konser di Jakarta, Ini Respons Wagub Ariza hingga Harga Tiketnya
Baca juga: Nasib Dua Bocah di Muaragembong dan Gunungkidul yang Santap Kertas, Sandal dan Kecanduan Rokok
Jokowi mengatakan tidak semua pengantin paham dan mengetahui bagaimana mencegah stunting, yang salah satunya terkait pemberian gizi terhadap bayi dan anak.
"Karena belum tentu semua pengantin tahu, meskipun punya uang banyak. Tapi kalau tidak tahu apa yang harus dilakukan dan disiapkan, bisa jadi keliru juga," katanya.
Oleh karenanya kata Jokowi, harus ada pendampingan terhadap calon pengantin. Sehingga mereka paham bagaimana cara memenuhi gizi yang baik bagi bayi dan anak.
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah yakni melakukan intervensi terhadap pemberian gizi dan rumah layak huni.
Karena kata dia, rata-rata anak yang mengalami stunting tinggal di rumah tidak layak huni.
"Kita tidak hanya intervensi urusan pemberian makanan tambahan dan gizi anak. Tapi saya juga melihat langsung di lapangan rumah-rumah yang kita tahu rata-rata memang yang stunting tinggal di rumah yang tidak layak huni. Ini juga yang akan kita intervensi," kata Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Calon Pengantin Pahami Stunting dan Penanganannya
Dengan upaya yang dilakukan tersebut, Jokwoi yakin target angka stunting di bawah 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
Hanya saja menurutnya upaya tersebut harus dilakukan sungguh sungguh dan didukung banyak pihak.
"Tanpa kerja terpadu dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan seluruh masyarakat saya kira sangat sulit mencapai target yang kita tentukan," kata Jokowi.
Jokowi kemudian menekankan pentingnya menekan angka stunting ini.
Dia berkata upaya ini menjadi salah satu bagian dalam memajukan negara.
"Saya ingin titip kepada seluruh kepala daerah, gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Provinsi NTT bahwa sumber daya manusia, SDM, itu sangat menentukan maju tidaknya sebuah negara," tutur Jokowi.
Baca juga: Megawati: Harusnya Stunting Tak Ada di Republik Ini, Titik
Saat ini angka stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen.
Angka itu berada di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 20 persen.
Pemerintah memasang target angka stunting 14 persen pada 2024.
Untuk mencapai target itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya menekan angka stunting 3 persen per tahun.
Angka stunting yang masih tinggi itu sempat membuat Presiden Jokowi mendapat sindiran dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Megawati menilai tidak boleh ada lagi anak Indonesia yang mengalami stunting.
"Pak Jokowi bilang stunting sudah mulai ada penurunan. Buat saya, saya tidak puas. Stunting harusnya tidak ada di republik ini dengan anemia. Titik. Bisakah itu dilakukan? Tentunya bisa," kata Megawati dalam webinar 'Mencegah Stunting untuk Generasi Emas', Kamis (17/3).
Baca juga: Resep Makanan Sehat & Bergizi ala Megawati Jadi Menu Atasi Masalah Stunting di Kota Semarang
Menurut Megawati, masalah pencegahan stunting bukan terkait anggaran, melainkan tentang cara komunikasi pemangku kebijakan kepada masyarakat.
Ia menyebut pejabat publik seharusnya memberikan arahan kepada masyarakat dengan kalimat sederhana mengenai cara untuk memenuhi nutrisi anak sebagai langkah pencegahan stunting.
"Saya selalu diomongkan, kalau orang miskin duitnya nggak ada. Tapi coba kamu punya kebun tidak? Mengapa tidak ditanam di kebun itu hal-hal yang praktis untuk jadi makanan, misalnya sawi, kangkung, bayam, itu kan mudah," ujar Megawati.(tribun network/fik/dod)