Ketua Umum PBNU Ajak Generasi Muda Perkuat Harmoni Antar Umat Beragama
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengimbau para pemuda untuk terus mempraktikkan warisan budaya Nusantara.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengimbau para pemuda untuk terus mempraktikkan warisan budaya Nusantara.
Warisan budaya tersebut adalah menjaga harmoni dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
"Warisan ini sebetulnya hari-hari ini dan masa depan sangat dibutuhkan oleh dunia," kata Gus Yahya melalui keterangan tertulis, Jumat (1/4/2022).
Hal tersebut diungkapkan Gus Yahya dalam diskusi Beranda Nusantara bertajuk 'Moderasi Beragama dalam Harmoni Nusantara' di Auditorium Yusuf Ronodipuro RRI Jakarta yang diselenggarakan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI).
Acara ini dihadiri oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Uskup Agung Mgr ign Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, Ketua Walubi Hartati Murdaya, Ketua Matakin Xueshi Budi Santoso Tanuwibowo, dan Ketua Umum Parisade Hindu Dharma Indonesia Pusat Wisnu Bawa Tenaya.
Dirinya meminta generasi muda tidak terpengaruh ajakan untuk melakukan kerusakan.
Baca juga: Bahas Sinergi BUMN dengan PBNU, Erick Thohir Temui Yahya Cholil Staquf
"Jangan mau diajak rusak-rusakan, yang merusak itu, yang rusak-rusakan itu akan merusak hidup kalian nanti. Karena masa depan ini milik kalian, kita ini sebentar lagi lewat. Ini masa depan milik kalian, kalian yang harus putuskan macam apa yang akan kalian hidupi nanti," ujar Yahya.
Dirinya mengatakan jika ingin melihat bangsa Indonesia menyumbangkan sesuatu yang sungguh berarti bagi seluruh peradaban umat manusia.
Semua pihak harus memperkenalkan, dan mengembangkan warisan harmoni dan toleransi asli Indonesia kepada dunia.
"Pertama-tama kita harus buktikan sendiri bahwa kita kuat untuk memelihara tradisi toleransi dan harmoni itu di antara kita semua," ucap Yahya.
Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmojo mengatakan moderasi agama dilakukan demi tercapainya perdamaian dunia dan hidup dalam kebersamaan.
Baca juga: PBNU: Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar dari MUI Keputusan Pribadi
"Judulnya persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup bersama," katanya.
Ia meyakini bahwa proses moderasi agama di Indonesia saat ini sedang berjalan dan terus berjalan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.