Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Soal Wacana Kenaikan Pertalite-Elpiji 3 Kg: Negara Takluk dan Tak Berdaya

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyoroti soal wacana kenaikan harga Pertalite dan gas Elpiji 3 kilogram.

Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Demokrat Soal Wacana Kenaikan Pertalite-Elpiji 3 Kg: Negara Takluk dan Tak Berdaya
Tribunlampung.co.id / Kiki Adipratama
Kenaikan BBM jenis Pertamax akibatkan antrean pertalite mengular di SPBU Tanjungkarang Bandar Lampung 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyoroti soal wacana kenaikan harga Pertalite dan gas Elpiji 3 kilogram.

Menurut Kamhar, kenaikan harga yang beruntun di berbagai komoditi dan berbagai kebutuhan masyarakat di waktu yang berdekatan, tentunya akan semakin memberatkan beban yang ditanggung masyarakat.

"Padahal perekonomian belum sepenuhnya pulih dan daya beli masyarakat juga masih terpuruk akibat terpaan pandemi Covid-19," kata Kamhar dalam pesan yang diterima Tribunnews, Kamis (7/4/2022).

Dia menilai bahwa negara takluk dan tak berdaya terhadap pasar yang hanya menguntungkan oligarki.

"Dan menjadikan rakyat sebagai objek eksploitasi yang menanggung konsekuensi atas ketidakcakapan pemerintah dalam menangani perekonomian," kata dia.

Baca juga: Sempat Terhambat hingga Picu Antrean, Pertamina Klaim Pasokan Pertalite dan Solar Sudah Aman

Kamhar melanjutkan, ketika persoalan sembako belum selesai, rakyat kembali dibebani kenaikan bahan bakar minyak, kenaikan listrik, kenaikan tarif tol, kenaikan PPN.

Berita Rekomendasi

"Dan kini kembali disajikan kabar buruk rencana kenaikan Pertalite dan gas elpiji 3 kg. Membebani rakyat secara bertubi-tubi seperti ini tak hanya menggerus daya tahan rakyat dalam menenggang krisis," kata dia.

"Ini juga menunjukkan pemerintah inkompeten, tak bertanggung jawab dan tak punya hati yang berpotensi membawa bangsa pada jurang kegagalan," pungkas dia

Sebelumnya, Pemerintah Sedang mengkaji kemungkinan naiknya harga bahan bakar minyak jenis petralite dan juga gas LPG 3 Kg. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (5/4/2022).

"Saat sekarang kita masih mengkaji, nanti kita, setelah kita kaji tentu akan kita umumkan tapi saat sekarang belum," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan situasi geopolitik di Rusia dan Ukraina turut berpengaruh terhadap Indonesia dalam bentuk kenaikan harga sejumlah komoditas, utamanya pangan dan energi, serta kenaikan inflasi.

"Kita ketahui berbagai komoditas apakah itu gas alam naik, batubara pun di harga 258, brent (minyak berjangka Brent) juga sudah di atas seratus," kata Airlangga.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa BBM jenis Petralite akan naik. Hal itu diungkapkan Luhut di Depo LRT Jabodetabek, Bekasi Timut, Jumat lalu.

"Overall yang akan terjadi nanti, Pertamax, Pertalite (akan naik). Premium belum. Ya, semua akan naik," katanya.

Luhut mengatakan kenaikan BBM tersebut tidak dapat dihindari, termasuk kenaikan gas LPG 3 Kg. Apalagi gas LPG belum pernah naik sejak 2007 silam.

Kenaikan BBM dan gas tersebut diakibatkan kondisi geopolitik di Eropa antara Rusia dan Ukraina. Meskipun demikian kata Luhut, kenaikan harga akan dilakukan secara bertahap.

"Mengenai gas 3 kg itu kita bertahap. Jadi satu April, nanti Juli, nanti September. Itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas