Korlap HMI UMI Sebut Lautan Mahasiswa Akan Unjuk Rasa Pada 11 April 2022
Mahasiswa sudah geram dengan berbagai kebijakan dan wacana yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Koordinator Lapangan HMI Koordinator Komisariat Universitas Muslim Indonesia (Koorkom UMI) memprediksi akan ada lautan mahasiswa saat aksi unjuk rasa besar-besaran pada 11 April 2022.
Di Jakarta, BEM SI akan melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara.
Begitupun di Makassar. Mahasiswa dari berbagai kampus juga akan melakukan aksi besar-besaran.
Koordinator Lapangan HMI Koorkom UMI Rijal juga memprediksi hal tersebut.
Baca juga: Polisi Amankan 3 Mahasiswa Saat Gelar Aksi di Depan Istana Bogor Karena Bawa Bensin
Pasalnya, kata dia, mahasiswa dan masyarakat sudah geram dengan berbagai kebijakan dan wacana yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Hal itu ia lihat dari beberapa aksi prakondisi yang dilakukan mahasiswa dari berbagai kampus.
Satu kampus memiliki puluhan massa aksi hingga mencapai ratusan. Bahkan salah satu kampus memiliki 400 massa dalam aksi prakondisi.
Menurutnya, dari hal tersebut, aksi besar-besaran seperti yang telah terjadi beberapa tahun sebelumnya, kembali akan terjadi dua hari kedepan.
"Saya menganalisis bahwa tanggal 11 akan terjadi lautan mahasiswa seperti yang terjadi sebelumnya. Seperti aksi ombibus law atau saat reformasi," katanya saat diwawancarai Tribun.Timur.com usai melakukan aksi di Jl Urip Sumoharjo, Sabtu (9/4/2022).
Sebelumnya, HMI Koorkom UMI yang dikoordinir Rijal melakukan aksi menuntut penolakan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode dan penundaan pemilu.
Selain itu, massa aksi juga menuntut agar Menteri Perdagangan dicopot.
Mereka menganggap menteri perdagangan tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada. Malah membuat masalah.
Baca juga: Mahasiswa yang Unjuk Rasa di Makassar Dapat Dukungan dari Emak-emak: Jangan Berhenti, Nak
Rijal mencontohkan harga bahan pokok yang semakin meresahkan masyarakat.
Seperti kelangkaan minyak goreng. Selain itu harganya yang yang melambung tinggi, setelah menteri perdagangan mencabut harga eceran tertinggi.