Saat AHY Cari Pasangan Koalisi 2024
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mulai 'tancap gas' dalam mempersiapkan diri di Pemilu 2024.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mulai 'tancap gas' dalam mempersiapkan diri di Pemilu 2024.
Dimana, AHY mulai melakukan komunikasi dan penjajakan politik dengan jajaran elit partai lain.
Mulai dari Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Pengamat politik dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut, apa yang dilakukan AHY dengan berkomunikasi ke kedua ketua umum parpol itu bagian upaya penetrasi politik.
Baca juga: Sambangi Mantan Komandannya, Prabowo Dapat Dukungan Berlaga di Pilpres 2024
Dimana, AHY sedanf melakukan penjajakan komunikasi dan membuka kemungkinan koalisi di 2024 dengan partai tersebut.
"Tentu untuk melakukan sinergi politik plus melakukan penjajakan soal kemungkinan koalisi di Pemilu 2024 yang akan datang," kata Adi Prayitno saat dihubungi Tribunnews, Senin (9/5/2022).
Adi juga menilai, apa yang dilakukan AHY itu tentu sangat rasional. Pasalnya, Partai Demokrat saat ini partai menengah dan terlempar menjadi partai menengah setelah sebelumnya menang di Pemilu 2009.
Terlebih, kata Adi, elektabilitas AHY tidak menunjukan kenaikan yang signifikan.
Baca juga: Pengamat: Airlangga-AHY Bisa Menjadi Obat Tawar Redam Polarisasi di Pilpres 2024
"Belum pernah dalam 3 besar maupun 4 besar (nama AHY muncul di survei), kira-kira begitu," ucap Adi.
"Dalam kontek itu dilihat, AHY cukup aktif melakukan penetrasi ke ketum-ketum parpol lain, tentu sebagai upaya mencari patner koalisi di 2024. Apalagi AHY diproyeksikan maju oleh Partai Demokrat," tambahnya.
Adi juga menyoroti sejumlah peryataan AHY yang menyebut, bahwa Surya Paloh dan Airlangga Hartarto punya kedekatan khusus dengan ayah AHY, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Adi, hal itu disampaikan AHY sebagai upaya membuka kembali pengalaman histori saat SBY menjabat sebagai Presiden ke-6 RI. Sehingga, ia menyebut, AHY mencoba menebar jaring koalisi dengan mengenang histori masa lalu.
Baca juga: Populer Nasional: Respons Menpan RB soal Usulan ASN WFH Seminggu | Sinyal Prabowo Maju Pilpres 2024
"Namanya orang sedang menebar jaring kemungkinan koalisi. Tapi juga ingat bahwa Nasdem dan Golkar itu selama 10 tahun ini tidak jalan dengan Partai Demojkrat. Memilih sebagai opisisi dan sementara dua parpol di koalisi. Dan persaingannya juga sangat terasa," jelas Adi.
Adi juga berbicara peluang AHY bisa digaet oleh parpol lain untuk menjadi capres/cawapres 2024.
Menurutnya, kemungkinan bagi AHY sangat ada. Namun, perlu diingat bahwa elektabilitas AHY jauh lebih tendah dibandingan dua nama lain seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Baca juga: Menakar Peluang Airlangga dan Golkar di Pertarungan Pilpres 2024
"Yaa kalau berbicara kemungkinan peluang, ya berpeluang. Ini kan ketika elektabikitas AHY tifak siginifikan hanya dikisaran 5 atau 6 persen tentu, gennya itu tidak sekuat Ganjar, Anies. Karena urusan Pilpres tidak hanya soal partai tapi menyangkut elektabilitas sosok yang akan diusung," kata Adi.
Sementara, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menyebut, AHY sangat paham apa yang harus dilakukannya guna bisa diusung sebagai capres arau cawapres di 2024.
"Menjalin komunikasi inten dengan para ketum Parpol untuk melihat segala kemungkinan politik ke depan. Kita tahu Demokrat kurang lebih dapat 6 persen kursi di DPR. Artinya butuh 14 persen lagi untuk bisa memenuhi PT yang 20 persen," kata Ujang.
Ujang juga mengatakan, safari politik AHY selain untuk menjalin komunikasi agar makin dekat dan akrab dengan elit parpol lain. Hal itu juga sebagai bagian dari bentuk penjajakan soal koalisi.
Menurut Ujang, strategi AHY saat ini harus tetap menjalin komunikasi dengan elite, seperti ketum-ketum partai. Termasuk, strategi mendekati grass root sebagai pemilih.
"Jadi pendekatan elite dan atuh bawah itu penting dilakukan oleh AHY," terant Ujang.
Ia juga bicara soal peluang AHY bisa diusung oleh parpol lain di Pilpres 2024. Menurut Ujang, hal itu tergantung dari elektabilitas AHY hingga Agustus atau September 2023 nanti, disaat mendekati waktu pendaftaran capres dan cawapres di KPU.
Jika elektabilitas tinggi, maka tak menutup kemungkinan akan ada banyak partai yang mendukungnya.
Namun jika elektabilitas rendah, maka akan kesulitan untuk bisa nyapres, karena partai-partai tidal akan mau berkoalisi.
"Psikologi partai-partai itu ingin mendukung capres atau cawapres yang memiliki elektabilitas tinggi, karena potensi menangnya terbuka," terang Ujang. (tribun network/yuda)