337 Sapi di Lumajang Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku, Dinas Pertanian Bentuk Tim Satgas
Sebanyak 337 ekor sapi dikabarkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Karena sapi-sapi yang sakit ini rata-rata suhu badannya tinggi."
"Hingga saat ini, setelah dilakukan penyuntikkan, sudah banyak sapi-sapi itu yang bertahan, sudah bisa bangun, sudah bisa makan," lanjut Safuan.
Baca juga: Apa Itu Virus PMK? Waspada Gejala Klinis PMK pada Sapi, Domba, Kambing, dan Babi
Pengobatan ini, kata Safuan, baru dilakukan secara swadaya warga.
Mentan Pastikan Penanganan Maksimal
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan penanganan wabah PMK terus dilakukan secara maksimal.
Di antaranya dengan mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik dan penguatan imun.
Seiring dangan pemberian perawatan kesehatan tersebut, Kementan juga terus bekerja melakukan riset dan uji lab untuk menemukan vaksin dalam negeri.
"Intinya yang terkena harus diberikan obat, dan yang tidak kena harus dinaikan imunnya."
"Besok itu kita sudah ada pelatihan untuk dokter kesehatan dan khusus untuk tenaga medisnya kita sudah sebar di lapangan," ujar SYL seperti yang diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Bahaya Virus PMK, Menkes Budi Pastikan Tak Akan Bahayakan Manusia
Memang, kata SYL, penyakit PMK adalah wabah yang memiliki tingkat penyebaran cepat.
Ini karena prosesnya bisa menular melalui kontak langsung maupun udara.
Tapi, PMK dipastikan tidak menular kepada manusia dan dagingnya masih bisa dikonsumsi asal melalui SOP yang benar.
"Alhamdulillah pemberian kita dalam bentuk vitamin, obat, dan penurun suhu hasilnya jauh lebih baik."
"Sapi yang tadinya tidak bisa berdiri, sekarang membaik dan yang melernya banyak sudah sangat baik."
"Disinfektan juga sudah kita lakukan di kandang dan area pemeliharaan," kata SYL.
Untuk itu, Mentan meminta masyarakat untuk tidak panik terhadap wabah ini.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)