Langkah KSP Jembatani Pengembangan Digital Diapresiasi Sebagai Jawaban Tantangan Cyber Security
Pengamat birokrasi menyebut, bangsa Indonesia ditengarai menghadapi lima tantangan terbesar dalam pengembangan era digital.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat birokrasi dari Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW) Nova Andika menyebut, bangsa Indonesia ditengarai menghadapi lima tantangan terbesar dalam pengembangan era digital.
Yakni masalah cyber security, ketatnya persaingan, pembangunan sumber daya manusia, ketersediaan akses internet yang mumpuni serta regulasi yang belum mengikuti perkembangan zaman.
Namun, Nova optimistis Indonesia telah berada di jalan yang tepat untuk menjawab tantangan itu dengan efektif.
Salah satunya, tak lepas dari peran Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang terus mendorong tak hanya pemerintah, melainkan juga pihak swasta untuk menciptakan ekosistem digital talent di Indonesia.
Baca juga: Bocah di Medan Diduga Hepatitis Akut Meninggal, Rumah Sakit Mulai Siapkan Fasilitas Penanganan
Tidak hanya mengimbau, kata Nova, KSP sudah melakukan banyak hal nyata berkaitan dengan itu.
“Misalnya, beliau (Moeldoko) menginisiasi program pengembangan yang menargetkan 100 ribu talenta digital di Indonesia melalui pendidikan vokasi. Upaya sungguh-sungguh itu kini sudah memunculkan terbentuknya sekitar 60 ribu talenta digital. Itu harus kita apresiasi bersama karena benar-benar efektif, dengan melibatkan peran swasta secara penuh,” kata Nova dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/5/2022).
Ia menunjukkan bukti kesungguhan pemerintah yang dimotori Moeldoko tersebut yakni antara lain dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Huawei Indonesia pada Oktober 2020, lalu.
Salah satu isinya berkaitan dengan pengembangan 100 ribu talenta digital di Indonesia.
“Saat itu Moeldoko mengingatkan pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta, seperti Huawei Indonesia, mengingat kebutuhan Indonesia hingga tahun 2030 akan sekitar sembilan juta SDM (sumber daya manusia) mumpuni yang menguasai teknologi digital terdepan,” ucap Nova.
Baca juga: Pemerintah Luncurkan SKB 4 Menteri Baru Atur PTM 100 Persen, Ini Aturan Lengkapnya
Nova juga menyebut, masih mengingat bagaimana Moeldoko merinci kebutuhan SDM Indonesia yang menguasai sepenuhnya teknologi masa depan seperti cloud, kecerdasan artifisial (AI), analitik big data, 5G hingga IoT.
Kerjasama dengan Huawei pun menurut Nova benar-benar tepat, mengingat perusahaan swasta tersebut bersama the ASEAN Foundation telah membentuk ASEAN Academy Indonesia yang aktif menggelar berbagai pelatihan, seminar, studi banding, sertifikasi, hingga kompetisi yang dirancang memperkaya wawasan, memperdalam pemahaman, serta meningkatkan penguasaan terhadap teknologi-teknologi terdepan.
Sebelumnya, pada Selasa (10/5/2022) Moeldoko menindaklanjuti MoU dengan Huawei tersebut dengan, antara lain, mengunjungi Kantor Pusat Huawei Indonesia di Jakarta.
Dalam kunjungan tersebut, Moeldoko Kembali mengingatkan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi kerjasama pihak swasta yang turut mendukung terbentuknya ekosistem digital di Indonesia.
“Oleh karenanya, pemerintah juga terus mendorong inovasi lain dari pihak swasta, terutama dalam membentuk talenta-talenta digital di Indonesia," kata Moeldoko.
Baca juga: Menko Airlangga: Menggembirakan, Mudik Pacu Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2022
Sementara Direktur Strategi ICT dan Bisnis Huawei Mohamad Rosidi mengapresiasi dan terima kasih kepada pemerintah yang membuka peluang bagi pihaknya sebagai dunia swasta untuk berperan serta dalam upaya meraih cita-cita bangsa.
Ucapan itu terutama ditujukannya kepada Moeldoko yang dinilainya terus membuka peluang swasta untuk lebih pro-aktif.
"Kami mengapresiasi bimbingan dan nasihat dari Bapak Moeldoko untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Kami terus berkomitmen untuk menciptakan link and match antara lulusan vokasi dengan industri kerja," jelasnya.