Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Hari Raya Waisak, Lengkap dengan Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2566

Hari raya waisak kali ini jatuh pada 16 Mei 2022, simak sejarah Hari Raya Waisak lengkap dengan kumpulan ucapannya berikut ini.

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Miftah
zoom-in Sejarah Hari Raya Waisak, Lengkap dengan Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2566
Freepik
Ilustrasi Hari Raya Waisak - Hari raya waisak kali ini jatuh pada 16 Mei 2021, simak sejarah Hari Raya Waisak lengkap dengan kumpulan ucapannya berikut ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Waisak 2566 tahun ini jatuh pada besok Senin, 16 Mei 2022.

Hari Raya Waisak adalah hari suci bagi seluruh umat Buddha.

Dikutip dari bbc.co.uk, Waisak menjadi hari lahir Buddha.

Bagi sebagian umat Buddha, hari Waisak merupakan hari yang penting, yaitu ketika mereka menemukan makna hidup.

Hari Raya Waisak biasanya juga menjadi waktu untuk merefleksikan ajaran-ajaran Buddha.

Baca juga: Jelang Perayaan Waisak, Pemerintah Siapkan Penginapan Rp 300.000 di Kawasan Candi Borobudur

Baca juga: Jelang Hari Raya Waisak, Vihara Buddha Dharma dan 8 Phosat Bogor Ramai Dikunjungi Jemaat

Sejarah Hari Raya Waisak

Pada awalnya umat Buddha tidak percaya pada Tuhan yang menciptakan dunia dan seisinya.

Berita Rekomendasi

Mereka percaya pada adanya ajaran seorang pria bernama Siddhartha Gautama yang juga dikenal sebagai Buddha.

Dikutip dari bbc.co.uk, Siddhartha Gautama diyakini sebagai pangeran yang lahir dari keluarga kaya di tempat yang sekarang disebut Nepal pada abad ke-5 SM.

Siddhartha Gautama menyadari bahwa kekayaan dan kemewahan tidak menjamin kebahagiaan.

Maka ia melakukan perjalanan sebagai orang suci tunawisma untuk belajar lebih banyak tentang dunia dan melihat penderitaan di dunia.

Setelah enam tahun belajar dan bermeditasi dalam perjalanannya, dia menjadi sadar secara spiritual dan mencapai tujuannya untuk menemukan makna dalam hidup dan ini disebut sebagai sebuah pencerahan.

Pada saat ini, dia menjadi Buddha dan selama sisa hidupnya dia mengajari para pengikutnya tentang pengalamannya.

Buddha dimaknai sebagai gelar, bukan nama, yang berarti yang tercerahkan atau yang telah bangkit.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas