Keputusan Golkar, PAN, dan PPP Bangun Koalisi Indonesia Bersatu Ubah Peta Politik Jelang 2024
Koalisi Indonesia Bersatu yang disepakati PAN, PPP, dan Golkar merupakan keputusan politik yang sangat strategis.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Sementara, tokoh yang bukan Ketum parpol seperti Ganjar Pranowo, Anies Basweda, Soetrisno Bachir, Sandiagan Uno dan Erick Thohir, mau tidak mau perlu menjajaki apakah bisa diusung koalisi ini.
"Singkat cerita, posisi tawar politis dari ketiga parpol ini naik drastis," ucapnya.
Ketiga, Presiden Jokowi pun diyakini akan tertarik dengan koalisi ini. Sebagai Presiden, rasanya beliau netral dalam Pilpres 2024.
Namun, Jokowi dan keluarganya merupakan rakyat Indonesia yang mempunyai hak politik.
"Wajar jika Presiden mempunyai preferensi terhadap capres tertentu dan itu akan diikuti oleh sebagian besar pendukung beliau. Jika Koalisi Indonesia Bersatu mengusung capres tersebut, karena pilpres dan pileg berlangsung serentak, maka ketiga parpol ini berpotensi mendapatkan limpahan suara capres," kata Dradjad.
Keempat, Dradjad mengingatkan bahwa Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, dan Suharso Monoarfa sendiri juga berpotensi menjadi Capres atau Cawapres.
"Dengan berkoalisi, stok politik mereka otomatis naik, sehingga bisa saja koalisi nanti mengusung dua Ketumnya, di mana satu Ketum yang tidak maju akan diberi deal politik yang sangat bagus. Skenario ini bisa saja terjadi," katanya.
Lebit lanjut, ia mengatakan, keempat hal di atas memberi efek elektoral yang besar bagi ketiga Parpol.
Efek elektoral ini tinggal dimaksimalkan para kader, terutama para calegnya.
Apalagi, segmen pemilih ketiga parpol ini sangat berbeda.
"Dari sisi internal PAN, saya melihat kesepakatan koalisi ini adalah booster yang bisa menaikkan elektabilitas para Caleg PAN di dapil masing-masing," katanya.