Dalam Pertemuan Bilateral dengan AMTD Group, Airlangga Dorong Investasi di Sektor Keuangan dan Riil
Pandemi Covid-19 telah memicu masyarakat untuk beradaptasi dalam melaksanakan aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan pandemi Covid-19 telah memicu masyarakat untuk beradaptasi dalam melaksanakan aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi melalui pemanfaatan sejumlah layanan digital.
Pada tahun 2021, Indonesia memiliki nilai ekonomi digital tertinggi di ASEAN yakni menguasai 40 % dari pangsa pasar dengan nilai mencapai USD 70 miliar. Nilai tersebut diperkirakan akan terus tumbuh hingga mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025.
Khusus di sektor Financial Technology (fintech), aset fintech pada November 2021 telah mencapai Rp4,1 triliun dengan total 104 pihak yang terdaftar. Kondisi ini tidak terlepas dari tanggung jawab Pemerintah untuk mencapai target inklusi keuangan nasional sebesar 90 % orang dewasa Indonesia memiliki akses ke layanan keuangan formal pada tahun 2024.
Melihat potensi digitalisasi ekonomi yang begitu besar, Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan peluang besar yang bisa mendorong perekonomian nasional semakin kuat.
Di sela-sela kunjungan kerja di Davos, Swiss, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri pertemuan bilateral dengan Chairman of the Board of Directors AMTD Group, Dr. Calvin Choi, Senin (23/05).
Dalam pertemuan tersebut Menko dan Dr. Choi mendiskusikan beberapa hal terkait dengan perkembangan inklusi keuangan dan peluang investasi pada sektor keuangan.
Menko Airlangga mengajak AMTD Group sebagai salah satu institusi keuangan yang berpusat di Hong Kong, untuk berinvestasi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Dr. Choi merespons baik tawaran Pemerintah Indonesia dan melihat momentum pertemuan ini sebagai kesempatan bagi AMTD Group untuk melakukan studi lebih lanjut dalam rangka investasi di Indonesia, terutama dalam sektor keuangan dan sektor riil.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia sudah mempunyai 2 decacorn dan tiga Apple Academy di Jakarta, Surabaya, dan Batam. Diharapkan pada lima tahun ke depan, akan tercipta 6 juta digital talents. Pemerintah juga sudah meluncurkan super tax deduction untuk sektor pendidikan serta kegiatan penelitian dan pengembangan.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menerangkan tentang bahwa sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam proses perbaikan ekonomi Indonesia di masa pandemi.
Melalui kebijakan Program Ekonomi Nasional, Pemerintah telah memberikan dukungan kepada para pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 dengan penjaminan kredit dan pemberian dana insentif.
Selain itu, Pemerintah juga membuka Program Kartu Prakerja yang merupakan penguatan pelatihan yang bersifat crash program yang diciptakan untuk menjaga keberlanjutan pendapatan di masa pemulihan sosial ekonomi serta peningkatan link and match dengan industri.
Program Kartu Prakerja digunakan untuk skilling, upskilling, dan reskilling. Program Kartu Prakerja ini masih terus dilanjutkan pada tahun 2022, dimana skema pelaksanaan yang bersifat semi bantuan sosial tetap dilakukan. Sampai dengan tahun 2022, Kartu Pra Kerja sudah digunakan oleh lebih dari 87 juta masyarakat Indonesia.
Turut hadir dalam pertemuan ini mendampingi Menko Airlangga yakni Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, dan Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko Cahyanto.(*)