SEJARAH Hari Lahir Pancasila: Bermula dari Dibentuknya BPUPKI hingga Muncul Kata Pancasila
Simak sejarah Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni dalam artikel berikut ini.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
- Achmad Soebardjo.
Baca juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Simak Kronologi Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Baca juga: Kata Mutiara dari Bung Karno, Cocok Dibagikan di Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022
Sidang Pertama BPUPKI
Juni tahun 1944, Saat Jepang masih menjajah Indonesia, Angkatan Perang Amerika Serikat mampu menaklukkan seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik.
Dikutip dari Bobo, garis pertahanan itu ada di Saipan, Papua Nugini, Kepulauan Soloman, dan Kepulauan Marshall.
Setelah kejadian ini, kemudian menyusul penurunan jabatan perdana menteri Jepang, perdana menteri Tojo yang digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso.
Pengangkatan Jenderal Kuniaki Koiso menjadi perdana menteri Jepang dilakukan pada tanggal 17 Juli 1944.
Pada tanggal 7 September 1944, perdana menteri Koiso memberikan janji di depan sidang parlemen Jepang.
Janji beliau berupa Indonesia akan diberi izin untuk Merdeka. Namun, ada tujuan khusus dari janji perdana menteri Jepang ini.
Ternyata hal itu merupakan salah satu stratergi agar rakyat Indonesia tidak melakukan perlawanan terhadap Jepang dan mau membantu Jepang melawan sekutu.
Agar seluruh rakyat Indonesia yakin, Pihak Jepang mengizinkan Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang.
Selain itu, Jepang juga mengumumkan bahwa akan dibentuknya sebuah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Setelah resmikan pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI melaksanakan sidang perdananya di keesokan harinya, yaitu 29 Mei 1945 dan berlangsung sampai 1 juni 1945.
Tujuan diadakannya sidang pertama BPUPKI adalah untuk merumuskan dasar negara Indonesia, yang sekarang kita kenal sebagai Pancasila.
Dalam sidang pertama ini ada tiga orang yang memberikan gagasan atau usulan dasar negara. Ketiga orang itu adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.