Kolaborasi Pemerintah-Korporasi Diyakini Efektif untuk Jawab Masalah Sampah Plastik
Daur ulang sampah plastik bisa jadi solusi berdampak positif bagi masyarakat, seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan taraf ekonomi.
Penulis: Nurfina Fitri Melina
Editor: Bardjan
Hal ini dapat dilakukan para produsen dengan mulai menggunakan produk, kemasan produk, dan/atau wadah yang mudah diurai oleh proses alam serta sesedikit mungkin tidak menggunakan produk, kemasan produk, dan/atau wadah yang sulit diurai secara alami.
"Nantinya untuk mereka daur ulang menjadi bahan baku guna membuat kemasan baru atau produk lainnya," kata Sinta.
Sinta Saptarina mengatakan, saat ini belum ada data valid yang tersedia terkait tingkat daur ulang plastik kemasan minuman.
"Saat ini kami masih dalam proses pengumpulan data tersebut. Data tingkat daur ulang sampah plastik kemasan yang tersedia adalah hasil beberapa kajian," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (31/5/2022).
Daur ulang sampah, solusi efektif berbasis ekonomi sirkular
Pada pasal 4 Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, disebutkan pendauran ulang sampah, terutama sampah plastik, dapat dilakukan produsen dengan cara menggunakan bahan baku produksi yang dapat didaur ulang dan menggunakan bahan baku produksi hasil daur ulang.
Daur ulang sampah plastik juga bisa menjadi solusi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat, seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat berbasis prinsip ekonomi sirkular.
Melansir Kompas, konsep ekonomi sirkular adalah sistem pengelolaan ramah lingkungan yang bertujuan memaksimalkan penggunaan material secara sirkular untuk meminimalisasi produksi limbah, dengan cara memulihkan dan menggunakan kembali produk dan bahan sebanyak mungkin secara sistemik dan berulang-ulang.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti mengatakan, ekonomi sirkular dapat menghasilkan peluang ekonomi dalam menstimulasi pertumbuhan bisnis serta menambah peluang usaha dan lapangan kerja di masyarakat.
Daur ulang sampah plastik berbasis ekonomi sirkular ini juga bisa dijalankan oleh korporasi, terutama pada produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), seperti botol plastik dan galon plastik sekali pakai.
Perlu diketahui, sampah plastik AMDK juga menjadi salah satu kontribusi timbulan sampah nasional. Temuan dari laporan Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN) dan lembaga riset Nielsen mencatat, produk AMDK dari korporasi atau produsen menyumbang 328.117 ton dari total sampah plastik sepanjang 2021.
Untuk mengatasi timbulan sampah plastik, produsen dapat menerapkan pendauran ulang sampah AMDK dengan berbasis ekonomi sirkular.
Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Christine Halim seperti dikutip Kompas.com mengatakan, di banyak negara maju, siklus ekonomi daur ulang limbah plastik sudah dianggap sebagai salah satu solusi pengelolaan limbah yang cukup efektif, termasuk untuk limbah plastik AMDK.
Contoh produk yang mudah didaur ulang adalah kemasan galon plastik berbahan Polyethylene Terephthalate atau PET.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.