Pimpinan Khilafatul Muslimin Ditangkap, Pendiri NII Crisis Center: Mereka Antipati pada Pancasila
Mantan pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan turut merespon perihal penangkapan kepada Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan turut merespon perihal penangkapan kepada Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja, Selasa (6/6/2022) pukul 05.30 WIB, pagi tadi.
Menurut Ken, penangkapan tersebut sudah selayaknya dilakukan.
Pasalnya, kegiatan ataupun paham yang disebarkan Khilafatul Muslimin, sudah membuat resah masyarakat.
Mereka anti Pancasila, tentu ini pemahaman yang salah karena Indonesia adalah negara yang memegang teguh Pancasila, bukan menganut konsep-konsep Khalifah.
"Mereka sebenarnya sudah meresahkan di masyarakat, karena kampung mereka dari masjid ke masjid, dari pasar ke pasar menggunakan toa (untuk menyuarakan keyakinan Khilafah)."
Baca juga: MUI Jabar Heran Selebaran Khalifatul Muslimin Disebarkan.Serentak di Jawa Barat
"Tapi karena dianggap belum ada Undang-undang yang dapat menangkap mereka, sehingga (masyarakat) menganggapnya (keyakinan Khilafah) ini adalah sebuah paham, sebuah pemikiran dan belum mengarah pada tindakan teror, maka masih dibiarkan (oleh masyarakat)," kata Ken dikutip dari tayangan Kompas Tv, Selasa (7/6/2022).
Ken menyebutkan, mereka seolah-olah ingin mendirikan negara sendiri.
"Khilafatul Muslimin sebenarnya adalah Neo NII, mereka sejatinya ingin mengganti dasar negara yang katanya Pancasila (adalah) berhala (kemudian diganti) dengan konsep Khilafah ini."
"Dalam doktrin Khilafatul Muslimin, mereka sebenarnya anti pada Pancasila, walaupun dalam kampanye mereka katanya tidak bertentangan dengan Pancasila."
"Tapi mereka selalu menyuarakan bahwa Pancasila adalah produk manusia, tidak layak ditaati, orang harus taat pada Al-Quran, nggak boleh taat pada Pancasila."
"Ini kan sebenarnya sudah mengarah pada anti Pancasila, ini yang bahaya," tegas Ken.
Menurut Ken, mereka juga cenderung menggunakan konsep-konsep perpecahan dan menyalahkan kelompok-kelompok yang berbeda.
Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Pimpinan Khilafatul Muslimin di Brebes sebagai Tersangka
Mereka juga sedikit-sedikit mengharamkan apa yang biasa dilakukan di masyarakat.
Tentu ini yang kemudian memicu konflik di masyarakat.