Hingga Jumat (24//2022), ada 30 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Dari total 30 kasus tersebut, sembilan di antaranya meninggal, dan 11 pasien sembuh.
"16 yang probable , 14 yang pending classification , dan 40 discarde d (disingkirkan) sudah diketahui bukan dugaan hepatitis akut," kata Syahril dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: IDI Terbitkan Rekomendasi Pencegahan Covid-19, Cacar Monyet dan Hepatitis Akut
Adapun untuk 30 kasus dugaan hepatitis akut tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
"Sebaran provinsinya ada 21 provinsi dan yang terbanyak di Jakarta," imbuhnya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com .
VIDEO
Kasus dugaan hepatitis akut terbanyak di wilayah DKI Jakarta, ada 5 probable dan 2 pending classification .
Lebih lanjut, Syahril mengatakan, dari jumlah tersebut 40 kasus discarded atau 57,1 persen telah diketahui penyebabnya.
"Sehingga saat ini sedang menginvestigasi, meneliti sebanyak 30 kasus," ucapnya.
Ilustrasi anak sakit. Sebanyak 30 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, sembilan di antaranya meninggal dunia, Jumat (24/6/2022). (Ist/Kompas.com)
Dirut RSPI Sulianti Suroso juga menjelaskan, 16 kasus yang probable terdiri dari 9 laki-laki dan 7 perempuan.
"Untuk 16 kasus probable terdiri dari 9 laki-laki dan 7 perempuan, usia paling banyak 0-5 tahun (8 orang), usia 6-10 (6 orang), usia 11-16 tahun (2 orang)," jelasnya.
Dari 16 kasus probable tersebut, sebanyak 6 pasien meninggal dunia dan 7 pasien di antaranya sembuh.
Selanjutnya, untuk 14 kasus pending classification terdiri dari 9 laki-laki dan 5 perempuan, usia paling banyak 0-5 tahun (6 orang), usia 6-10 (5 orang), usia 11-16 tahun (3 orang).
“Yang meninggal 3 orang, sembuh 4 orang, dirawat 5 orang, dan pulang paksa 2 orang,” tambahnya.