Sejarah Hari Keluarga Nasional 29 Juni, Berawal dari Wajib Militer Melawan Agresi Belanda
Sejarah Hari Keluarga Nasional 29 Juni, berawal dari wajib militer melawan Agresi Belanda demi mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Hari Keluarga Nasional (Harganas) diperingati setiap tanggal 29 Juni.
Adanya Harganas tak lepas dari wajib militer demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Belanda pada 22 Juni 1949.
Wajib militer itu berakhir pada 29 Juni 1949, ketika mereka yang terpisah dari keluarganya dapat pulang dengan selamat, dikutip dari Dinas Sosial Kota Pekalongan.
Peristiwa inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional.
Baca juga: Kisah Muhadi, Hilang 30 Tahun Usai Pamit ke Malaysia hingga Momen Haru Bertemu Lagi dengan Keluarga
Pada saat itu pengetahuan keluarga tentang usia nikah amat rendah.
Mereka berkeinginan kuat untuk mengganti keluarganya yang gugur dalam peperangan.
Hal ini mengakibatkan perkawinan dini tinggi.
Kesiapan yang kurang saat menikah dini pada saat itu sangat berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Puncak kristalisasi Keluarga Berencana mulai meninggi pada 29 Juni 1970.
Para pejuang Keluarga Berencana berniat memperkuat program Keluarga Berencana (KB).
Sehingga tanggal tersebut juga dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional.
Peringatan Hari Keluarga Nasional kemudian menjadi hari kebangkitan keluarga Indonesia.
Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB.
Baca juga: Cara Pesan Tiket Bioskop Keluarga Cemara 2 secara Online di Traveloka, Gotix, Goers
Selama kurun waktu dua puluh tahun, program KB telah menunjukkan hasilnya, termasuk menjadi tempat pembelajaran bagi negara-negara lain.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.