Jokowi Blusukan Lihat Puing-puing Apartemen, Berharap Perang di Ukraina Segera Berhenti
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali agenda kunjungannya di Ukraina dengan meninjau kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali agenda kunjungannya di Ukraina dengan meninjau kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin.
Jokowi Bersama Ibu Negara Iriana dan didampingi Wali Kota Irpin Alexander Grigorovich Markushin, Jokowi melihat puing-puing bangunan apartemen yang rusak akibat perang.
”Saya didampingi oleh Wali Kota Irpin dan Deputi Wali Kota Irpin melihat kerusakan yang terjadi di Kota Irpin akibat perang dan sangat menyedihkan sekali banyak rumah-rumah yang rusak kemudian juga infrastruktur yang rusak,” kata Jokowi usai peninjauan, Rabu (29/6/2022).
Baca juga: Jokowi Jadi Pemimpin Asia Pertama yang Kunjungi Kyiv sejak Invasi, Presiden Ukraina Berterima Kasih
Jokowi berharap agar serangan segera dihentikan dan tidak ada lagi kota-kota di Ukraina yang rusak akibat perang.
“Kita harapkan tidak ada lagi kota-kota yang rusak di Ukraina akibat perang,” ujar Jokowi.
Usai meninjau apartemen yang rusak akibat serangan, Jokowi bertemu Presiden Volodymyr Zelensky di Istana Maryinsky.
Sementara pada sore harinya, Jokowi, Iriana, dan rombongan terbatas akan kembali ke Stasiun Central Kyiv untuk kemudian bertolak menuju ke Stasiun Przemysl di Polandia dengan menggunakan KLB.
Jokowi kemudian akan langsung berangkat menuju Rusia dan bertemu Presiden Vladimir Putin di Moskow.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan agenda utama Jokowi ke Moskow hampir sama yakni mendorong perdamaian antara Ukraina-Rusia.
Baca juga: Saat Mata Dunia Tertuju ke Presiden Jokowi
Dalam konferensi pers virtual pada pekan lalu, Retno mengatakan lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia menunjukkan kepedulian Indonesia terhadap isu kemanusiaan.
Retno juga mengatakan Indonesia mencoba berkontribusi menangani krisis pangan imbas perang dan mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang telah berperang selama 4 bulan lebih.
Tak hanya itu, Retno menyoroti bahwa Jokowi bakal menjadi presiden Asia pertama yang berkunjung ke Ukraina dan Rusia sejak invasi Moskow berlangsung pada Februari lalu.
"Presiden Jokowi akan merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke dua negara tersebut (Ukraina-Rusia)," katanya.
Sementara itu, Kremlin sebelumnya juga mengatakan lawatan Jokowi ke Moskow juga akan membahas rencana kehadiran Putin dalam pertemuan puncak (KTT) G20 di Bali November mendatang.
Baca juga: Momen Presiden Jokowi dan Ibu Negara Temui Korban Perang di Ukraina, Dengar Curhatan hingga Tangisan
Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin mendoakan lawatan Presiden Jokwi ke Ukraina dan Rusia berjalan lancar dan sukses.
"Kita berdoa semoga perjalanan Presiden selamat dan sukses menjalankan misi perdamaian," tutur Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Rabu (29/6).
Dia berharap kehadiran Jokowi dapat mendorong perdamaian bagi kedua negara. Ma'ruf berharap agar pertikaian yang terjadi antara Ukraina dan Rusia dapat diselesaikan dengan baik, sehingga perdamaian dapat segera tercipta.
"Sekali lagi, semoga lawatan Presiden membawa hasil untuk terciptanya perdamaian antara kedua negara, Ukraina dan Rusia, yang sedang berkonflik dan menjadi awal terciptanya pembangunan ekonomi dunia yang stabil di masa yang akan datang," ucap Ma'ruf.
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani juga mengapresiasi langkah Presiden Jokowi dalam kunjungan misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia.
Muzani menilai agenda itu sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang menegaskan bahwa Indonesia bertanggung jawab untuk turut serta dalam upaya menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia.
"Kami sangat mengapresiasi tindakan Presiden Jokowi dalam melakukan misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia guna mencegah perang yang berkelanjutan. Langkah ini untuk mendorong perdamian dunia sesuai amanat UUD 1945. Langkah presiden ini strategis untuk menghindari ancaman krisis pangan dan energi akibat perang tersebut," kata Sekjen Partai Gerindra itu kepada wartawan, Rabu (29/6/2022).
Menurut Muzani, perang Ukraina-Rusia telah memicu krisis pangan dan energi yang menimbulkan peningkatan harga-harga komoditas dunia.
Dampak tersebut secara langsung dirasakan oleh negara-negara di dunia.
Maka penting bagi Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk menggunakan pengaruhnya guna meredam perang Ukraina-Rusia.
"Sebagai presidensi G20, keputusan Presiden Jokowi melaksanakan misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia merupakan langkah penting dan strategis untuk meredam perang yang berkepanjangan. Karena itu menjadi harapan bagi masyarakat dunia untuk kembali meringankan krisis pangan dan energi yang saat ini menjadi ancaman dan tantangan nyata bagi negara-negara dunia," ujar Muzani.
"Krisis pangan dan energi ini telah menghambat distribusi bagi aktivitas ekonomi, industri, serta tranaportasi dunia. Dan itu menyebabkan berbagai komoditas mengalami kelangkaan dan kenaikan harga yang sangat signifikan. Masalah ini harus segera di atasi oleh negara-negara yang memiliki pengaruh kuat seperti Indonesia dan negara yang tergabung dalam G7 maupum G20," lanjutnya.
Muzani juga berharap agar negara-negara G7 dan G20 ikut serta dalam upaya membuka kembali keran kerjasama ekonomi dengan Ukraina dan Rusia.
Seperti diketahui bahwa Ukrania merupakan negara pemasok gandum nomor satu dunia.
Sementara Rusia adalah negara dengan industri pupuk terbesar yang selama ini produknya sangat diharapkan negara-negara dunia.
"Ancaman krisis pangan ekstrim semakin nyata apabila negara-negara yang tergabung dalam G7 dan G20 tidak membuka keran kerjasama ekonomi dengan Rusia dan Ukraina.
Itu sebabnya seruan Presiden Jokowi untuk tidak membaned atau embargo produk-produk unggulan Ukraina dan Rusia harus diikuti oleh negara-negara lainnya," katanya.(tribun network/fik/mam/fah/dod)