Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muhammadiyah Ingatkan Soal Ancaman Nyata Krisis Pangan Global

Muhammadiyah mengingatkan soal ancaman krisis pangan yang bisa menimpa masyarakat global pada tahun 2023.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Muhammadiyah Ingatkan Soal Ancaman Nyata Krisis Pangan Global
Spencer Platt/Getty Images/AFP
Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menghadiri pertemuan tentang situasi yang sedang berlangsung di Ukraina pada 05 Mei 2022 di New York City. António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, saat itu memperingatkan tentang potensi ancaman krisis pangan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad mengingatkan soal ancaman krisis pangan pada 2023.

Menurut dia, sudah banyak kajian dari para ahli yang memprediksi akan terjadi krisis pangan.

Penyebab terjadi krisis pangan, kata dia, karena terhambatnya transportasi impor dari negara-negara lain, berlangsungnya wabah dan berbagai hal, termasuk perubahan iklim.

"2023 ada ancaman krisis pangan. Saya lihat menurut prediksi para ahli 2023 itu krisis, termasuk krisis pangan," kata dia, dalam keterangannya, pada Selasa (5/7/2022).

Pemerintah sudah berupaya untuk mengatasi krisis pangan. Salah satu di antaranya melakukan pemanfaatan lahan kosong.

Baca juga: Temui PP Muhammadiyah, Sandiaga Uno Bahas Pengembangan Wisata Halal

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meminta satuan jajaran TNI AD menciptakan lahan kosong menjadi lahan produktif.

Dia menilai upaya pemanfaatan lahan kosong itu tepat dijadikan sebagai program strategis nasional untuk mewujudkan swasembada pangan.

Berita Rekomendasi

Sebab, dia mengkhawatirkan jika tidak dimulai penanganan secara intensif, maka akan kewalahan.

“Oh itu bagus, positif. Saya kira bagus, pemimpin yang perhatian terhadap kesejehateraan rakyat itu sangat bagus," kata dia.

Selain memerintahkan jajaran memanfaatkan lahan kosong, dia juga meminta agar dilakukan upaya pencarian pasar masyarakat untuk menaikan harga jual tinggi gabah petani.

Melalui cara itu, dia mengharapkan, anak-anak muda itu tidak datang ke kota untuk urbanisasi tapi memanfaatkan tanah-tanah di kampung masing-masing.

"Sehingga terjadi surplus pertanian karena hasilnya akan membuat mereka puas,” tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas