Teguh Haryono: Tujuh Pihak Ini Tentukan Keberhasilan Pengembangan Teknologi Pertahanan Indonesia
Kandidat doktor Unhan menyebutkan ada tujuh stakeholder yang akan memiliki peran sangat kuat jika Indonesia ingin mengembangkan teknologi pertahanan.
Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Adi Suhendi
Kata Teguh, hasil penelitian yang dilakukannya menambahkan dua peran baru dari teori sebelumnya atau teori Penta Helix.
Dua peran itu adalah perbankan atau lembaga keuangan dan DPR atau Legislatif.
Karena itulah, Teguh membuat istilah baru yakni 7 Helix atau Haryono Sapta Helix Model.
Secara praktis, Teguh juga merumuskan beberapa rekomendasi yang dapat dimplementasikan untuk membentuk kolaborasi stakeholder pengembangan teknologi pertahanan di Indonesia yang lebih efektif dan efisien.
Di antaranya adalah agar Kementerian Pertahanan menggunakan hasil penelitiannya untuk digunakan sebagai acuan dalam penyusunan skema kolaborasi yang melibatkan stakeholder dari berbagai latar belakang keahlian.
“Perlu disesuaikan dengan daftar kebutuhan kompetensi dalam melaksanakan kolaborasi pengembangan teknologi pertahanan,” kata Teguh.
Dia juga merekomendasikan sejumlah poin kepada Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), bagi industri pertahanan Indonesia, bank/lembaga keuangan, hingga DPR RI.
Promotor disertasi tersebut adalah Laksda TNI (Purn) Dr Ir Siswo Hadi Sumantri; dengan Co-Promotor 1 adalah Laksda TNI DR Ir Suhirwan, serta Co-Promotor 2 Dr Ir Jupriyanto.
Sementara di jajaran penguji, yang bertindak sebagai Penguji Internal 1 adalah Mayjen TNI Dr Joni Widjayanto; yang kedua Brigjen TNI Dr Resmanto Widodo P; yang ketiga adalah Kolonel Laut (T) Dr Ir Aris Sarjito.
Sementara Penguji Eksternal adalah Prof Dr S Pantja Djati; Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi; dan Prof Ir Sjarief W.
Hasto Kristiyanto yang beberapa waktu lalu meraih gelar doktor dari Unhan, tampak hadir menyaksikan sidang promosi tersebut. Hasto menjadi peraih gelar doktor ke-19 di Unhan.
Sementara Teguh menjadi peraih gelar doktor ke-20.
Mereka tergabung dalam mahasiswa S3 cohort 3 Universitas Pertahanan RI.
Hasto mengatakan dirinya menyempatkan diri untuk hadir karena baginya ilmu pertahanan berkaitan dengan mati hidupnya suatu bangsa.