Beberkan Visi Bung Karno, Sekjen PDIP: Kalimantan Kawasan yang Sangat Penting dan Strategis
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Indonesia di zaman Bung Karno pernah memiliki visi mengembangkan Kalimantan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDIP yang juga Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengatakan, Indonesia di zaman Bung Karno pernah memiliki visi mengembangkan Kalimantan, dengan tujuan agar Indonesia menjadi negara terkuat di dunia.
Menurut Hasto, bagi Bung Karno, selain merebut Irian Barat dari kolonialisme Belanda, Kalimantan menjadi pusat perhatian.
Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Tahun 2022 yang dipusatkan di Universitas Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (17/7/2022).
“Kalimantan jadi pusat perhatian Bung Karno agar Indonesia menjadi negara terkuat di Asia. Selama satu tahun penuh, Bung Karno mempelajari Kalimantan,” kata Hasto.
Dalam analisa Bung Karno, lanjutnya, pertahanan nasional Indonesia dibagi menjadi dua kekuatan dalam dua garis besar. Yaitu Pertahanan Laut di Indonesia Timur dengan Biak menjadi pusat armadanya, dan Pertahanan Udara di Kalimantan.
Dengan melihat potensi yang begitu besar di Kalimantan, maka hegemoni kekuatan pertahanan udara Indonesia guna menjaga keamanan udara di seluruh wilayah kedaulatan Republik Indonesia menempatkan Kalimantan sebagai kawasan yang sangat penting dan strategis.
“Di Kalimantan inilah Kota Palangka Raya dirancang menjadi Ibukota Republik Indonesia. Desain jalannya dibuat lurus-lurus dan menuju pada satu bunderan besar mirip Washington DC, Amerika Serikat,” ucap Hasto.
Baca juga: Beri Pembekalan KKN Kebangsaan 2022, Sekjen PDIP: Kebhinekaan Instrumen Kekuatan Nasional
Pembangunan jalan diperluas hingga sampai empat belas jalur untuk bisa digunakan pendaratan bagi pesawat MiG21 buatan Uni Soviet.
Selain itu, untuk kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat di Kalimantan, Bung Karno akan menasionalisasi perusahaan-perusahaan tambang milik asing dimana hasil dari industri pertambangan digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan umum.
“Bung Karno berharap pada tahun 1975, Indonesia akan menjadi bangsa terkuat di Asia dan menjadi salah satu negara superpower diluar dari Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Jepang dan Tiongkok,” kata Hasto.
“Sayang sekali, seluruh konsepsi strategis tersebut, memudar paska Peristiwa 1965, dan kepemimpinan Indonesia pun menurun di dunia internasional. Padahal sebelumnya, karena peran aktif Indonesia, bangsa-bangsa Asia Afrika, yang mayoritas adalah bangsa Islam merdeka karena peran Indonesia," jelasnya.