Sekjen PDIP: Ada Satu Partai yang Elektoralnya Turun, Mencoba Memunculkan Kader Partai Lain
Hasto pun menyinggung ada partai lain yang elektabilitasnya turun, tapi justru malah memunculkan kader partai lain menjadi capres.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
“Ide gagasan ini akan menciptakan suatu spirit juang. Spirit juang ini akan menciptakan tekad dan tindakan. Menciptakan tindakan nasional. Ini yang kita pelajari dari Bung Karno dan Bu Mega,” kata Hasto.
“Bu Mega juga berangkat dari ide. Jadi ini ide yang sepertinya tak mungkin dijalankan saat itu. Tetapi dengan bergerilya melantik korcam-korcam, Ibu Mega bagaikan mendirikan tower-tower telkom yang memancarkan signal dan terjadi koneksitas antara pemimpin dan rakyat. Dimana tower-tower itu adalah pengurus cabang PAC sebagai koordinator kecamatan,” sambung Hasto.
Hasto menambahkan, Megawati berkeliling ke seluruh Indonesia, sama dengan hal yang dilakukan oleh Bung Karno berkeliling Indonesia.
Bahkan sampai dimasukkan penjara karena Bung Karno mendengungkan Indonesia merdeka sehingga ditakuti oleh kolonial Belanda.
“Maka skala prioritas kita adalah tiada hari tanpa konsolidasi, tanpa turun ke bawah, tiada hari tanpa pergerakan ke rakyat. Kita lakukan pergerakan kepada pemilih khususnya kepada perempuan dan anak muda,” ujar Hasto.
Hasto juga mengatakan tantangan lain di 2024 adalah ancaman radikalisme dan kekuatan yang ingin mengganti Pancasila.
Baca juga: Hasto Kristiyanto Sebut Megawati Cari Sosok Capres yang Kuat Secara Ideologis
“Kita harus jaga soliditas menghadapi berbagai tantangan ideologis,” jelasnya.
Di acara itu, jajaran pengurus PDIP Kalteng dipimpin Ketua DPD Arton Dohong dan Sekretarisnya Sigit K.Yunianto.
Hadir juga Gubernur Kalteng yang merupakan kader PDIP Sugianto Sabran, serta dua anggota DPR dapil Kalteng Agustiar Sabran serta Willy M Yoseph.