Hari ke-24 Tewasnya Brigadir J, Fakta Hasil Autopsi hingga Istri Ferdy Sambo Terekam Menangis
Fakta yang terkuak itu mulai dari hasil autopsi, rekaman CCTV beberapa jam sebelum kejadian hingga pengakuan Bharada E.
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
"Kalau dari atas harusnya dari hidung tembus ke belakang, dan harusnya tidak datar, harusnya kan miring (karena penembakan) dari (lantai rumah bagian) atas."
"Karena Bharada E menurut cerita kan berada di atas, Brigadir J di bawah, harusnya (tembakan peluru) itu miring, (tapi ternyata) sudutnya datar, "jelas Kamaruddin.
Tim forensik juga menemukan adanya lubang di bawah rahang Brigadir J.
"Lalu ada (lubang diduga) tembakan di bawah rahang tembus ke bibir, makanya ada sobekan di bibir."
"Kemungkinan pistolnya dari arah bawah rahang tembus ke bibir, sehingga membuat giginya (Brigadir J) berantakan."
"Karena kalau dari tembakan atas, (peluru) mengenai bibir, tembus ke rahang, harusnya kena juga di bagian dada samping, tapi tidak ditemukan (peluru sampai ke bagian dada samping), itu dugaan dokter sementara," lanjut Kamaruddin.
Baca juga: Timsus Polri Kembali Datangi Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Ada Apa?
Kamaruddin juga menambahkan, ada lubang bekas tembakan yang terlihat di dada sebelah kiri.
"Di dada kiri itu ada lubang yang ditemukan ada jaringan plastik yang di dalamnya ada otak (Brigadir J), apakah ini standart dari autopsi saya kurang tau, otak harusnya di kepala ditaruh ke dada."
"Lidah, paru dan jantung menjadi satu bagian," lanjut Kamaruddin.
Ia menegaskan, bahwa ini adalah hasil pemeriksaan secara kasat mata dan selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan hasilnya akan disampaikan hingga 8 minggu ke depan.
"Catatan ini baru yang bisa dilihat dari kasat mata, selanjutnya akan dilakukan (pemeriksaan) di laboratorium yang menurut (kabar) akan disampaikan sampai 8 minggu ke depan," lanjut Kamaruddin.
3. Ferdy Sambo tiba lebih dulu, tidak satu rombongan dengan istri
Fakta lainnya yang terungkap yakni Irjen Ferdy Sambo tidak berada satu rombongan dengan sang istri saat pulang dari Magelang ke Jakarta pada hari kejadian penembakan, Jumat (8/7/2022).
Ferdy Sambo pulang ke Jakarta dengan menggunakan pesawat, sementara istrinya bersama beberapa ajudan menggunakan jalur darat.
Menurut rekaman CCTV yang dilihat Komnas HAM, Irjen Ferdy Sambo tiba lebih dulu di rumah pribadinya yang satu komplek dengan rumah dinas, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Rombongan ini (rombongan istri Irjen Ferdy Sambo,-Red) ada dua, pertama rombongan Ibu P dua mobil, warna hitam, ada mobil Patwal (mengawal) di depannya, (berangkat) dari Magelang sekitar jam 10.00 lewat, sampai di Jakarta di rumahnya sekitar 16.00 lewat."
"Sebelum mereka (rombongan Ibu P) sampai di rumah pribadi Pak Sambo, kelihatan dari CCTV Pak Sambo masuk ke dalam rumah pribadi didampingi satu ADC-nya (aide de camp atau ajudan)."
"Baru kemudian, jam 16.00 lewat datang ibu dengan rombongan ADC, asisten rumah tangga (ART), dll itu," urai Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, dalam tayangan YouTube metrotvnews, dikutip Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).
Lebih lanjut, Taufan mengungkapkan Irjen Ferdy Sambo pulang ke Jakarta hanya bersama satu orang ajudannya menggunakan pesawat.
"Dari informasi yang kami dapatkan, Pak Sambo ini dari Jogja, naik pesawat. Jadi berbeda dengan rombongan Ibu P ini," ungkapnya.
"Ini mengklarifikasi pemberitaan yang mengatakan seolah-olah mereka (Ferdy Sambo, istri, Brigadir J, dan Bharada E) bersama-sama."
"Di dua mobil itu (rombongan istri Ferdy Sambo dari Magelang) tidak ada Pak Ferdy Sambo. Dia dari kota yang berbeda, naik pesawat, didampingi satu ADC-nya," tegas Taufan.
Baca juga: Putri Candrawathi ke Rumah Dinas, Ferdy Sambo ke Arah Berbeda, Temuan Terbaru Rekaman CCTV
4. Istri Ferdy Sambo, Brigdir J dan Bharada E tes PCR
Dalam rekaman CCTV lainnya, terlihat istri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J, dan Bharada E memang melakukan tes PCR setibanya mereka di Jakarta.
Taufan mengatakan, Brigadir J adalah orang paling terakhir yang melakukan PCR, tepat setelah Bharada E.
"Dalam CCTV itu, yang melakukan PCR adalah Ibu P, ART-nya, ada satu lagi asisten orang situ, Brigadir J paling terakhir, sebelumnya ada Bharada E, dan satu lagi ADC namanya Riki," kata Taufan.
5. Usai tes PCR, istri Ferdy Sambo masuk ke rumah dinas
Seusai melakukan PCR, istri Irjen Ferdy Sambo pergi ke rumah dinas.
Sementara, Ferdy Sambo pergi ke arah lain.
"Nah, setelah PCR itu ibu masuk ke kamar lagi bersiap-siap, kemudian mereka bersama-sama pergi ke rumah dinas."
"Setelah beberapa lama mereka ke rumah dinas, terlihat Pak Ferdy Sambo keluar dari kamarnya menuju mobil, didampingi satu ADC dan mobil Patwal, bergerak ke arah yang berbeda, bukan ke rumah dinas," tutur Taufan.
6. Ferdy Sambo balik ke rumah dinas setelah ditelepon istri
Menurut Ahmad Taufan Damanik, setelah Ferdy Sambo meninggalkan rumah dan pergi ke arah lain, beberapa menit kemudian Ferdy Sambo balik ke rumah.
Dalam rekaman CCTV, terlihat mobil Ferdy Sambo dan pengawalnya berhenti di suatu tempat.
Ahmad Taufan Damanik mengatakan berhentinya mobil Ferdy Sambo karena saat itu Ferdy Sambo ditelepon istri setelah terjadinya penembakan.
"Baru berapa menit berjalan, kelihatan motor Patwal berhenti, mobil berhenti. Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu (Putri Candrawathi) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah itu,"jelas Damanik.
Penjelasan Damanik ini berdasarkan rekaman CCTV milik tetangga Ferdy Sambo.
Namun, ia tidak mengingat pukul berapa mobil Ferdy Sambo dan motor Patwal berhenti.
Setelah menerima telepon dari istri, Damanik menjelaskan mobil Ferdy Sambo pun berusaha berbalik bersama dengan motor Patwal.
Baca juga: Siapa Sosok Ajudan yang Cerita Brigadir J Pernah Todongkan Senjata ke Foto Irjen Ferdy Sambo?
Hanya saja, mobil rombongan Ferdy Sambo itu kesulitan karena jalan yang sempit.
Damanik pun mengungkapkan setelah mengetahui hal itu, Ferdy Sambo pun langsung berlari ke rumah dinas.
Kemudian, dirinya menjelaskan pada CCTV yang berbeda, Putri terlihat menangis dengan didampingi asistennya.
"Ga berapa lama, ibu kembali ke rumah didampingi asisten yang menunjukkan wajahnya menangis. Kenapa kami bisa mengatakan menangis? Karena CCTV-nya sangat clear, kualitas tinggi," ungkapnya.
Selanjutnya, Damanik mengatakan datangnya mobil Provost hingga mobil lain untuk bergerak ke Rumah Sakit Kramat Jati.
(Tribunnews.com/Daryono/Pravitri Retno/Rhenald) (WartaKota/Budi Sam Law Malau)