Upaya Mengatasi Kesenjangan Sistem Pendidikan Tinggi dan Kebutuhan Industri
Perguruan tinggi yang bermitra dengan industri harus bergerak cepat memastikan lulusan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk era big data.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Adi Suhendi
Dalam hal ini, lanjutnya, kata kunci untuk seluruh implementasi solusi big data adalah analisis prediktif, monitoring dan reporting.
Selain berguna untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi ke depan, analisis juga mampu membuka wawasan dan kesadaran pemilik bisnis tentang apa yang terjadi saat ini.
TECH adalah emiten teknologi informasi di bawah bendera IndoSterling Group yang sejak lama menghadirkan program #hasTECH berkolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi.
Program ini merupakan program intership (magang) yang diberikan kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneur.
Program #hasTECH ini juga akan menempatkan mahasiswa ke dalam portofolio TECH dan penelitian dan pengembangan untuk memperkuat ekosistem-ekosistem Digital di Indonesia.
Adapun portofolio utama dalam program intership (magang) ini adalah Edufecta, PingPoint, Kawn, Renofax.
Sedangkan untuk penelitian & pengembangan #hasTECH berpatokan kepada Big Data, Artificial Intelligence, dan Blockchain.
Program #hasTECH intership ini juga dapat menghasilkan sertifikat keahlian bagi mahasiswa.
TECH gencar menjalankan program #hasTECH setelah melihat hasil penelitian McKinsey dan Bank Dunia yang menyebut Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital untuk tahun 2015 – 2030.
“Artinya ada kebutuhan 600 ribu tenaga ahli di bidang digital setiap tahunnya. Kebutuhan yang cukup tinggi ini sayangnya masih sukar dipenuhi karena masih ada jarak cukup lebar dalam hal kompetensi. Untuk itu TECH hadir langsung menjalankan program menggandeng banyak kampus,” tandas Billy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.