Jenderal TNI Tembak Mati Kucing di Lingkungan Sesko, Panglima Minta Pelaku Diproses Hukum
Brigjen NA menembak dengan menggunakan senapan angin milik pribadi pada Selasa siang pada 16 Agustus 2022 sekitar jam 13.00-an.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Dalam keterangannya, ditulis dengan bahasa Bali yang artinya, "Ini ternyata yang memakan burung merpati saya pantesan terus hilang tanpa jejak, 9 ekor makan merpati. Sudah sejak seminggu saya intai," tulis Dewa Candra.
Terkait dugaan penyiksaan hewan tersebut, Bali Animal Defender bersama Bali Cat Lovers akan melaporkan akun Facebook Dewa Candra ke Polda Bali, Senin (16/12/2019).
"Kami laporkan karena kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan," kata anggota Bali Cat Lovers, Junian Christina, di Mapolda Bali.
Junian mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan oleh pemilik akun Dewa Candra tersebut. Jika memang merasa kesal, harusnya kucing tersebut diusir saja dan tidak disiksa seperti itu.
"Ini viralnya di sosmed, kita laporkan ke tim dari cyber crime (Polda Bali) untuk mengetahui posisi di pelaku," katanya.
4. Anggota Brimob Polda Sumut lempat kucing ke parit
Video oknum Korps Brimob melempar anak kucing ke parit viral di media sosial.
Pelaku adalah Briptu SS anggota Satu Brimob Polda Sumatera Utara. Peristiwa pelemparan anak kucing dilakukan Biriptu SS pada 30 September 2020 sekitar pukul 16.30 WIB.
Saat itu Briptu SS sedang menjalani tugas sebagai personel bawah kendali operasi (BKO) di DKI Jakarta.
“Yang bersangkutan saat ini sudah dilakukan pemeriksaan oleh Paminal Korps Brimob Polri,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Kamis (5/11/2020).
Dari hasil pemeriksaan, Briptu SS melempar anak kucing tersebut lantaran merasa kesal.
“Dari pengakuan yang bersangkutan bahwasanya itu tidak kesengajaan, waktu makan sore saat yang bersangkutan berjaga, makanannya direbut oleh kucing sehingga yang bersangkutan kesal kemudian melempar kucing ke parit,” ucapnya.
Polri mengklaim akan menindak tegas Briptu SS. “Tentunya akan kita tindak tegas,” tutur Awi.
5. Kucing diracun di Balikpapan
Sejak 2029, kejadian orang meracuni kucing secara massal akhir-akhir ini marak terjadi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Akibatnya puluhan kucing mati akibat diracun orang tak dikenal.
“Rata-rata motifnya tidak suka. Kadang terganggu karena berak depan rumahnya ataupun di lingkungannya,” ungkap Humas Balikpapan Cat Rescue (BCR), Riana Karli saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/12/2020).
“Motif lain bisa juga orang memang enggak suka kucing. Jadi begitu lihat kucing banyak, dia enggak suka. Intinya kebanyakan alasan karena merasa terganggu,” tambah dia.
Riana mencatat pada 2020 racun kucing massal terjadi empat kali. Kejadian pertama di awal tahun. Saat itu ada empat ekor diracun di Gang Mufakat, Balikpapan.
Memasuki Juli 2020 kejadian berulang, lima ekor mati karena diracun di lokasi berbeda. Kemudian, November 2020 sebanyak enam ekor lagi diracun menggunakan racun tikus.
Sebanyak lima ekor di antaranya usia dewasa dan satu ekor usia anak. Kemudian, awal Desember 2020, belum lama ini ada empat ekor lagi mati karena diracun.
“Racun tikus dicampur nasi sengaja dilempar di atas atap. Empat ekor tewas,” tegas dia.
Pada 2019 kejadian racun kucing massal juga marak terjadi.
Selain itu ada belasan ekor mati diracun di perumahan Wika Balikpapan menggunakan racun babi. Kejadian lain di tahun sama tujuh ekor juga diracun.
6. Di Bekasi, kucing mati dipukul gagang sapu
Polisi mengamankan RH pemukul kucing di Bojong Megah, Bekasi pada Selasa (18/2/2020).
RH adalah laki-laki di dalam video yang viral karena memukul kucing hingga mati dengan gagang sapu.
Pendiri Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru Tona mengatakakn pemukulan kucing dilakukan RH pada Rabu (5/2/2020).
Saat itu kucing milik tetangga RH sedang tidur di depan rumahnya.
"Lalu tiba-tiba kucing itu dipukul dengan sapu, sekali pukul saja dan langsung mati," ujar Doni di Polres Bekasi, Selasa ini.
Setelah pemukulan terjadi, RH pergi meninggalkan kucing yang saat itu sudah mati.
Doni mengatakan, pemukulan itu dilatar belakangi kekesalan RH lantaran kucing tetangganya itu buang air besar di pot bunga miliknya.
Namun, pelaku tidak bisa membuktikan tuduhan tersebut.
"Katanya dia bahwa si kucing buang air di pot tapi diminta bukti kalau kucing yang dipukul itu buang air dia tidak bisa. Dia cuma menduga aja, permasalahan untuk buang air sembarangan," kata dia.
7. Jagal kucing di Kota Medan
Kasus perburuan kucing di Kota Medan, Sumatera Utara terbongkar setelah Sonia Rizki kehilangan kucing kesayangannya yang bernama Tayo.
Seorang warga mengatakan jika melihat Tayo dimasukkan dalam karung oleh seseorang pria.
Ia mendapatkan kabar jika orang yang diduga mengambil Tayo suka konsumsi daging kucing dan anjing.
Saat dicari, Sonia menemukan kepala Tayo sudah terpenggal di salah satu milik warga di Tangguk Bongkar 7.
Sonia langsung menangis sejadi-jadinya karena di dalam karung ada beberapa kepala kucing yang dipotong termasuk kepala kucing kesayangannya Si Tayo.
"Terus saya tanya, apa ini, Pak. Itu anjing kak, bukan kucing, kata keluarganya. Karena kami penasaran, kami buka aja kan ternyata di situ banyak kepala kucing."
"Kemarin saya pas buka ada sekitar 4 atau 5 kepala kucing terus saya juga merasa salah satu kucing saya ada di situ," kata dia.
Sonia sempat melaporkan kejadian tersebut ke salah satu polsek. Namun ia diminta ke polsek yang lain sesuai dengan lokasi kejadiannya.
Ia berharap kasus tersebut bisa diselesaikan secara hukum agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Melalui akun media sosialnya, Sonia mengatakan, dia melapor ke polisi bukan karena ingin ganti rugi. Namun ia berharap, ke depan tidak ada pembunuhan kucing lagi.
"Harapannya, dihentikan lah. Biar tak ada korban kucing dan anjing selanjutnya. Masih banyak makanan yang lebih layak, dibandingkan kucing dan anjing. Saya pun bingung kenapa banyak yang sudah tahu tapi bungkam," kata Sonia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.