Politikus PDIP Harap Diskusi Publik Soal Sosok Capres Tak Melulu Hanya Bahas Aspek Elektabilitas
Johan Budi berharap pembahasan isu Pilpres 2024 tak hanya berkutat pada elektabilitas para kandidat capres dan cawapres.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Erik S
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan, Johan Budi berharap pembahasan isu Pilpres 2024 tak hanya berkutat pada elektabilitas para kandidat capres dan cawapres.
Menurutnya bila diskusi hanya berkutat soal elektabilitas, maka sama saja mengabaikan aspek lain seperti kualitas dan gagasan para kandidat capres.
Baca juga: Relawan Jokowi Bakal Deklarasikan Dukungan Terhadap Capres pada Mei 2023
“Diskusi kita jangan hanya berkutat pada apakah calon disukai atau tidak, dengan berbasis hasil survei dan popularitas di media sosial,” kata Johan Budi dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk ‘Menakar Gagasan dan Visi Capres 2024’, Sabtu (20/8/2022).
Ia mengatakan saat ini mulai banyak tokoh yang mengejar popularitas dan elektabilitas sehingga mereka sibuk membuat konten di media sosial demi membentuk citra baik di masyarakat.
Menurut Johan, hal ini justru membuat orang mengabaikan rekam jejak dan track record para tokoh tersebut, karena dialihkan dengan konten merakyat.
Baca juga: Ini Kriteria Capres 2024 Versi Koalisi Indonesia Bersatu
“Ada tokoh, yang sering bikin konten, meng-upload makan mi instan di pinggir jalan seolah-olah dia calon pemimpin yang merakyat atau meninjau sambil marah-marah menendang pintu melihat kesalahan anak buahnya, itu kan dalam rangka membentuk citra,” ungkap Johan.
Anggota Komisi III DPR ini menyebut semestinya rakyat mulai membahas aspek penting dari para calon pemimpin masa depan. Seperti mengerucutkan pembahasan soal integritas, kapasitas dan kapabilitas.
Baca juga: Pengamat: Pembentukan Koalisi Jelang Pemilu Harus Utamakan Politik Gagasan, Tak Sekadar Usung Capres
“Jadi, memilih presiden itu basisnya itu jangan hanya karena dia populer kemudian disukai rakyat kemudian itu dianggap sebagai presiden yang layak,” pungkasnya.