Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Pengakuan Seorang Komjen yang Ketakutan Tangani Kasus Ferdy Sambo
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, ada jenderal bintang tiga Polri yang merasa ketakutan saat mengani kasus Ferdy Sambo.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Dia yang menentukan hitam putih seorang aparat mau promosi."
"Misalnya seseorang yang sedang duduk di jabatan, kalau dia diperiksa oleh Propam karena ada laporan terkait suatu masalah bisa batal naik," ujar Susno Duadji.
Soal hitam putih promisi jabatan, seorang Kadiv Propam jadi kepanjangan tangan Kapolri.
Pasalnya, laporan Kadiv Propam ke Kapolri ini jadi catatan khusus apakah seseorang anggota Polri akan digeser dari jabatan setelah itu atau tidak.
"Ini sampai ke bawah sampai ke Kapolres Indonesia," jelasnya.
Barulah Kadiv Propam, lanjut dia, melaporkan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), apabila ada catatan khusus dari seorang aparat katakan saja perwira tinggi.
Misalnya ada pengaduan masyarakat pelayanannya tidak bagus atau diduga aparat terlibat melindungi narkoba.
"Artinya Propam ini menentukan nasib seseorang termasuk karier aparat," tuturnya.
"Itu sudah lumrah dan bukan hanya di Polri tapi termasuk di kementerian di militer di institusi lain orang-orang yang mengganjal jabatan seperti ini ya yang menentukan nasib orang yang powerfull, di atas dia ini ya Kapolri," jelas Susno.
Susno mengaku diteror
Susno Duadji mengungkapkan, bisnis anaknya didatangi sejumlah polisi liar, belum lama ini.
Susno Duadji merasa, hal tersebut terjadi lantaran dirinya kerap menganalisa kasus kematian Brigadir J yang diotaki mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Susno Duadji pun mengaku telah menghubungi Kabareskrim Polri Komjen Agus Agus Andrianto.
Susno Duadji menjelaskan polisi-polisi "liar" itu datang naik mobil dinas dengan pelat Jakarta.