Bharada E Sebut Jumlah Penembak Brigadir J Tidak hanya 1 Orang, Komnas HAM Singgung Bukti Balistik
Bukti balistik dan senjata diharapkan mampu membuat terangnya peristiwa pembunuhan Brigadir J, Komnas HAM menyebut bisa saja penembak lebih 2 orang
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
![Bharada E Sebut Jumlah Penembak Brigadir J Tidak hanya 1 Orang, Komnas HAM Singgung Bukti Balistik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bharada-e-usai-dimintai-keterangan-komnas-ham_20220726_185307.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, berharap bukti balistik, termasuk senjata yang telah didapat penyidik, mampu membuat terangnya peristiwa pembunuhan Brigadir Novriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.
Pasalnya, hingga saat ini jumlah penembak dalam pembunuhan Brigadir J, belum juga terkuak.
"Yang penting adalah membuktikan hubungan antara satu peristiwa dimana Ferdy Sambo memerintahkan beberapa orang anak buahnya untuk mengeksekusi, atau bersama-sama mengeksekusi Yoshua," kata Taufan dikutip dari tayangan Kompas Tv, Selasa (30/8/2022).
Lantaran, sampai sekarang masih ada perbedaan keterangan siapa yang menembak Brigadir J.
"Ferdy Sambo tidak mengatakan secara terang-terangan bahwa dia melakukan penembakan, tapi Richard (Bharada E) mengatakan, selain dia juga (Ferdy Sambo yang melakukan penembakan kepada Brigadir J)."
"Jadi bukti balistik dan senjata akan bisa membuktikan siapa sesungguhnya menembak, satu orang, dua orang atau bahkan mungkin saja lebih dari dua orang," ujar Taufan.
Baca juga: Menanti Ekspresi Putri Candrawathi Saat Lihat Suami Pakai Baju Tahanan Saat Rekonstruksi, Syok ?
Pada kesempatan yang sama, terkait pengakuan Putri Candrawathi, Taufan mengungkapkan istri Ferdy Sambo ini sempat memberikan pengakuan lain soal dugaan lokasi pelecehan yang dialaminya.
Putri Candrawathi, kata Taufan, menyebut pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada dirinya terjadi di Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
"Yang dilaporkan pertama sebetulnya juga tidak sama persis yang mengatakan itu."
"Dia (Putri Candrawathi) mengatakan sebetulnya (pelecehan) terjadi di Magelang, tapi 'saya (Putri Candrawathi) disuruh untuk mengakui terjadi di Duren Tiga'," kata Taufan.
Untuk itu, demi terangnya peristiwa, Taufan meminta kepada penyidik untuk segera melakukan penelusuran, jangan hanya berpaku pada keterangan satu pihak.
Baca juga: ALASAN Putri Candrawathi Tak Pakai Baju Tahanan saat Rekonstruksi, Beda dengan 4 Tersangka Lain
"Kesimpangsiuran ini harus diluruskan dengan mencari fakta yang sebenarnya seperti apa."
"Saya tidak mau terulang lagi peristiwa seperti Duren Tiga, sudah membuat kehebohan banyak pihak, tapi ternyata orang yang bersangkutan aja mengatakan 'saya waktu itu cuma disuruh mengakui saja peristiwanya (seperti itu), sebetulnya peristiwanya itu di Magelang'," jelas Taufan.
Taufan pun juga belum meyakini sepenuhnya keterangan itu benar-benar valid atau bukan.