Pemerintah Perlu Strategi dalam Menurunkan Prevalensi Perokok di Indonesia
Tingginya jumlah perokok di Indonesia berimplikasi dalam aspek sosial ekonomi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Erik S
Pada asap rokok mengandung sekitar 5 ribu senyawa kimia, di mana sekitar 80 diantaranya bersifak toksik hingga dapat memicu timbulnya kanker.
“Anda merokok untuk nikotin, tetapi meninggal karena asapnya,” kata Harper.
Baca juga: Faisal Basri: Rokok Penyumbang Terbesar Kedua Garis Kemiskinan di Indonesia
Harper menyarankan perokok dewasa agar berhenti merokok. Apabila kesulitan berhenti langsung, maka produk tembakau alternatif adalah opsinya.
Sebab, produk tembakau yang dipanaskan maupun rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan, bukan pembakaran seperti pada rokok.
Dengan penerapan sistem kerja tersebut, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap dan abu.
“Berhenti langsung adalah pilihan terbaik. Apabila strategi saat ini belum berhasil, produk inovatif dapat membawa solusi untuk membantu mereka yang kesulitan untuk berhenti merokok sekaligus mengurangi dampaknya terhadap kesehatan," pungkas Harper.