Baitul Muslimin Indonesia Apresiasi Strategi Pentahelix BNPT
Ketua Bidang Hukum dan Kebijakan Publik Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nova Andika mengapresiasi Strategi Pentahelix BNPT
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Hukum dan Kebijakan Publik Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nova Andika mengapresiasi Strategi Pentahelix yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang melibatkan multipihak menangkal radikalisme dan terorisme, yaitu melibatkan pemerintah, akademisi, pers, pelaku usaha dan seni.
Hal itu ia sampaikan dalam perhelatan Rapat Koordinasi Nasional Bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Musyawarah Kerja Nasional Bamusi se-Indonesia, di Jakarta, akhir pekan lalu.
"Kaada al-Faqru Kufron--Kemiskinan berpotensi menjadikan orang untuk berbuat menyimpang dan radikal. Dengan strategi Pentahelix BNPT kali ini dengan membuka usaha dan mengembangkan pertanian maka kemiskinan dapat dibasmi sehingga bibit orang untuk jadi radikal dan pelaku teror akan jitu ditangkal," ujar Nova.
Baca juga: Pengamat Dukung BNPT Berdayakan Seluruh Potensi Negara dalam Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme
Ia juga menegaskan perlunya Bamusi bekerja sama dengan BNPT dalam upaya melawan gerakan kepemimpinan khilafah, radikalisme dan terorisme serta malpraktek politik identitas yang kian marak di tahun-tahun politik ini.
Sementara itu, Kepala BNPT Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar menegaskan urgensi tiga pilar moderasi beragama, yakni moderasi pemikiran, moderasi gerakan dan moderasi perbuatan.
Sehingga segala bentuk ajakan kemungkaran, kejahatan dan konten negatif perlu kita tangkal, terutama yang dapat menyebar cepat dan luas di media maya.
"Narasi-narasi penuh Kebencian yang marak di ruang publik adalah bukan karakter asli orang Indonesia," tegas Boy Rafli
"Karena nilai kekerasan, kejahatan dan seruan destruktif lainnya bukanlah sejatinya nilai-nilai budaya asli Indonesia,” lanjutnya.
Di akhir panel diskusi, Boy Rafli mengimbau peserta Musyawarah Kerja Nasional yang kebanyakan kyai, alim ulama dan tokoh masyarakat untuk lebih massif menyebarkan konten positif baik dalam berdakwah dan podcast.
"Karena nilai kesantunan, nilai Pancasila, hubbul wathon minal iman, saling menghormati dan tidak langsung mengkafirkan orang atau kelompok lain adalah nilai luhur dan nilai asli bangsa Indonesia," ucapnya.
Selain Boy dalam Sesi Diskusi Panel Dakwah Wasathiyah dan Deradikalisasi Beragama, yang dipandu oleh Nova Andika, hadir juga narasumber Lainnya yakni Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat serta Romo Hans Jeharut selaku Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam.
Baca juga: BNPT Fokus Lakukan Empowering Seluruh Potensi Negara guna Cegah Aksi Terorisme di 2023
Djarot menekankan perlunya Bamusi meneruskan kaderisasi dan pelatihan muballigh kebangsaan yang mendakwah-kan Islam rahmah lebih massif.
Sementara Romo Hans menegaskan perlunya menebarkan cinta kasih dalam beragama untuk menjaga bingkai NKRI.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.