Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

VIDEO EKSKLUSIF Kisah Sukses Surya Paloh, Sejak Usia 14 Tahun Sudah Mandiri dan Tolak Uang dari Ayah

Kisah sukses Surya Paloh bermula dari usianya menginjak 14 tahun sudah bisa mandiri mencukupi kebutuhannya sendiri.

Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh berkisah mengenai awal perjalanan hidupnya yang menghantarkannya bisa mencapai kesuksesan sekarang ini, baik di dunia bisnis maupun politik.

"Sebenarnya jujur saja, saya dari keluarga yang amat saya patut syukuri, keluarga bahagia." 

"Saya mengenal kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Itu amat saya syukuri. Saya tumbuh dan dibesarkan dengan kasih sayang," kenang Surya Paloh membuka kisahnya saat diwawancara eksklusif Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domuara Ambarita di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022).

Kisah sukses Surya Paloh bermula dari usianya menginjak 14 tahun.

Saat itu Surya Paloh sudah bisa mandiri mencukupi kebutuhannya.

Sejak usia itu, Surya Paloh sudah bisa berusaha dan menghasilkan uang sendiri dengan.

"Ada semangat tantangan kemandirian yang saya mulai (ketika) saya sejak usia 14 tahun sudah hormat sama orang tua saya. Dia punya kemampuan sebagai kepala Polisi daerah kecil ya Resor. Ya, pada waktu itu distrik bahkan. Jadi kalau sekarang Kapolsek di Serbelawan, Sumatera Utara. Dandis jaman itu, komandan distrik," tuturnya. 

Berita Rekomendasi

Saat dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 2 itu, Surya Paloh sudah menyatakan kepada sang ayah untuk tidak diberikan lagi duit untuk kebutuhannya atau sekedar jajan. 

"Saya hormat bapak, saya bilang mulai besok saya gak mau terima apa-apa dari bapak," ujarnya.

Sejak itu, Surya Paloh memulai jalan suksesnya menjadi seorang pengusaha dan politikus yang terkenal seperti sekarang ini.

Simak sambungan wawancara eksklusif Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domuara Ambarita dengan Ketum NasDem Surya Paloh:

Umur Bang Surya Paloh sudah 71 tahun, cerita dong masa kecil supaya menginspirasi anak muda?

Sebenarnya jujur aja Saya dari keluarga yang amat saya patut syukuri, keluarga bahagia. 

Saya mengenal kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Itu amat saya syukuri. Saya tumbuh dan dibesarkan dengan kasih sayang.

Tapi ada semangat tantangan kemandirian yang saya mulai (ketika) saya sejak usia 14 tahun sudah hormat sama orang tua saya. 

Dia punya kemampuan sebagai kepala Polisi daerah kecil ya Resor.

Di Polres? 

Ya. Pada waktu itu distrik bahkan. Jadi kalau sekarang Kapolsek

Dimana?

Di Serbelawan Sumatera Utara. Dandis jaman itu, komandan distrik. 

Hormat, mulai besok saya gak mau terima apa-apa dari Bapak.

Kenapa? 

Memang saya tekankan, saya sudah mengenal dunia usaha.

Usaha apa 14 tahun?

Banyak ceritanya itu kan di buku nanti. 

Usia 14 tahun sudah mandiri, itu sungguh bisa menghidupi diri sendiri?

Sungguh, sungguh itu.

Dalam segala?

Iya 

Soal dinasti politik, dari Pak Soekarno ke Bu Mega, Pak SBY ke AHY, dan Bang Suya ke Prananda, bagaimana komentar Anda?

Ya masing-masing para pihak mempunyai persepsi, harapan, keinginan dari objektivitas dan rasionalitas yang ada pada diri semuanya.

Yang pasti semua orang tua menginginkan anaknya lebih hebat, lebih bermanfaat, lebih membanggakan dibandingkan apa yang ada pada dirinya. Dan itu adalah human being. Nilainya itu universal dimana saja. Saya menghargai itu.

Tapi khusus untuk saya, saya mau kalaupun Prananda dia berproses saja secara alami.

Mungkin tantangannya akan berbeda dengan apa yang saya hadapi, duduk meratap di pinggir jalan, merenung, berpikir, menangis.

Mungkin lebih banyak tangisan yang saya alami. Kesedihan yang saya alami, kegagalan juga yang saya alami. Tapi saya tidak berharap itu kalau bisa diulangi yang sama ya kan.

Yah tapi ada baiknya juga karena guru yang paling abadi dan paling baik yang paling hebat bukan hanya pelajaran yang kita peroleh dari sekolah-sekolah formal, tapi yang paling hebat itu adalah sekolah kehidupan. Di sana mengalami jatuh dan bangunnya kehidupan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas