Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi SBY 'Turun Gunung', PDIP: Bentuk Khawatir AHY Tak Dapat Dukungan Parpol

PDIP menilai pernyataan SBY akan turun gunung adalah bentuk tidak ada dukungan yang diperoleh Partai Demokrat atas pengusungan AHY sebagai capres.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Tanggapi SBY 'Turun Gunung', PDIP: Bentuk Khawatir AHY Tak Dapat Dukungan Parpol
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Elite Partai Demokrat Andi Malarangeng menghadiri acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022). Pada kesempatan itu AHY membeberkan beberapa kriteria Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 yang akan diusung Partai Demokrat. PDIP menilai pernyataan SBY akan turun gunung adalah bentuk tidak ada dukungan yang diperoleh Partai Demokrat atas pengusungan AHY sebagai capres. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP PDIP, Aria Bima menanggapi pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan akan 'turun gunung' terkait Pemilu 2024.

Seperti diketahui, SBY mengungkapkan adanya gejala Pemilu 2024 bakal tidak jujur dan adil sehingga memutuskannya untuk turun gunung.

Aria mengatakan pernyataan ini adalah bentuk kekhawatiran SBY lantaran Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono belum memperoleh dukungan dari partai politik (parpol) lain.

"Saya melihat ini kekhawatiran tidak ingin terjadinya lagi peristiwa AHY sebenarnya yang tidak mendapatkan (dukungan) partai untuk mencalonkan sebagai capres atau cawapres," ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (19/9/2022).

Lebih lanjut, Aria mengungkapkan jika Partai Demokrat tidak memperoleh dukungan dari parpol lain maka ia meminta agar hal itu tidak dikaitkan dengan narasi 'penjegalan'.

"Ini yang perlu diluruskan. Jadi jangan sampai kalau tidak mendapatkan koalisi atau untuk mengusung (capres atau cawapres) itu terus kemudian dikatikan upaya jegal-menjegal, ini sesuatu yang menurut saya konstruksi berpikir Pak SBY yang perlu diluruskan," tegasnya.

Baca juga: PDIP Sebut SBY Masih Gunakan Strategi Lama Suka Playing Victims

Di sisi lain, Aria juga menilai pernyataan SBY tersebut adalah menggelikan dan bentuk takut kalah sebelum Pemilu 2024 dimulai.

Berita Rekomendasi

Dia juga menganggap apa yang dikatakan Presiden RI ke-6 itu adalah bentuk ketidakmampuan Partai Demokrat untuk memformulasikan AHY agar diusung menjadi capres.

"Itu pernyataan yang menurut saya menggelikan, perasaan takut kalah sebelum bertanding karena tidak mampu memformulasikan untuk mengusung ketua partai, dalam hal ini AHY."

"Di dalam hal upaya mengusung ini kan tidak bisa merupakan upaya konstruksi untuk menjegal Demokrat," jelas Aria.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan juga Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022). Pada kesempatan itu AHY membeberkan beberapa kriteria Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 yang akan diusung Partai Demokrat. Tribunnews/Jeprima
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan juga Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022). Pada kesempatan itu AHY membeberkan beberapa kriteria Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 yang akan diusung Partai Demokrat. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Sebelumnya, SBY mengaku telah mendengar kabar bahwa adanya tanda-tanda Pemilu 2024 akan digelar dengan tidak jujur dan adil.

Kabar ini, katanya, membuat dia mesti turun gunung.

Pernyataan ini dikatakannya saat berpidato di acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (15/9/2022).

"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tandan Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Pengamat: Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Lebih Masif Ketimbang Era SBY

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas